dr. Loysa menjelaskan bahwa Moms dan Dads perlu memilik klinik tumbuh kembang yang memiliki banyak permainan motoriknya.
"Ada perosotan, ada loncat-loncat, ada bentuk-bentuk kubus, ada warna-warni, buku gambar," jelas dokter yang praktik di RS Almah, Tanjung Pandan, Belitung.
Hal ini berguna untuk menarik perhatian anak untuk mau kembali datang ke klinik tumbuh kembang.
Sehingga saat mendatangi klinik tumbuh kembang, anak tidak berpikiran bahwa ia sakit dan hendak disuntik oleh dokter.
"Jadi mereka ke sana mau main bukan diperiksa kayak sakit. Melihat suntikan udah takut, ngeliat dokter pakai jas putih udah takut," jelas dr. Loysa.
Jadi perlu diingat bahwa anak datang ke klinik tumbuh kembang untuk 'bermain'.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR