Nakita.id - Apakah Moms pernah merasa gatal di bagian anus?
Gatal di bagian anus sering kali membuat tidak nyaman, apa lagi ketika sedang ada di luar rumah.
Anus gatal atau pruritus ani adalah rasa gatal yang muncul di dubur atau lubang anus.
Baca Juga: Risih Dengan Benjolan di Anus? Ini 5 Cara yang Bisa Dilakukan di Rumah Demi Cepat Kempes Tanpa Biaya
Mendapati anus gatal tentu tidak nyaman dan terkadang bisa memalukan karena kerap muncul dorongan yang begitu besar untuk dapat menggaruknya meski di tempat umum.
Sulit memang untuk dapat melawan keinginan untuk menggaruk anus yang gatal.
Tapi, menggaruk anus gatal hanya akan memperburuk masalah.
Akan lebih baik jika anus gatal diatasi dengan cara mengeliminasi kemungkinan penyebabnya.
Berikut ini adalah beberapa penyebab anus gatal dan cara mengatasinya dengan tepat:
1. Masih ada sisa kotoran
Melansir WebMD, Jika tidak membersihkan kotoran dengan baik setelah buang air besar (BAB), sisa kotoran (feses) dapat menyebabkan gatal dan rasa terbakar di anus.
Solusinya, bersihkan area tersebut dengan lembut menggunakan tisu toilet atau dengan air.
Setelah itu, tepuk-tepuk hingga kering dengan kain lembut atau tisu toilet.
Jika anus sangat teriritasi, gunakan pengering rambut dengan setelan rendah untuk mengeringkannya.
Pastikan untuk memegang pengering pada jarak yang aman.
2. Berlebihan dalam membersihkan anus
Mengusap bagian anus terlalu keras dapat menyebabkan gatal atau memperburuk kondisi gatal pada area tersebut.
Baca Juga: Ada Benjolan di Anus? Coba Segera Kunjungi Dokter, Ini Dampaknya Kalau Tak Buru-buru Diobati
Selain itu, penggunaan sabun air panas, bubuk obat, wangi-wangi, atau deodorant juga dapat menjadi penyebab anus gatal.
Pasalnya, berbagai hal tersebut dapat menghancurkan lapisan minyak yang berguna untuk melindungi area sensitif ini.
3. Pengaruh pakaian dalam
Jika celana dalam terlalu ketat atau terbuat dari kain sintetis, Moms mungkin akan mengalami masalah kelembapan di selangkangan.
Jadi, gantilah menggunakan celana dalam dari bahan katun yang pas dan nyaman sebagai cara mengatasi anus gatal.
Selain itu, gantilah celana dalam setiap hari atau setiap kali terasa lembap, seperti setelah berolahraga.
Cuci juga celana dalam dengan deterjen bebas pewangi.
4. Infeksi
Beberapa jenis jamur, seperti jamur yang menyebabkan sebagian besar infeksi jamur vagina dapat pula menyebabkan gatal pada anus.
Baca Juga: Hati-Hati! Ternyata Gejala Kanker Dubur Dapat Menyerupai Gejala Wasir yang Jarang Disadari
Infeksi beberapa jenis bakteri tertentu juga bisa menjadi penyebab anus gatal, misalnya, infeksi bakteri staph yang bisa terjadi di hampir semua bagian tubuh, termasuk dubur.
Selain itu, jenis bakteri yang dapat menyebabkan radang tenggorokan dapat pula memicu ruam merah dan gatal di sekitar anus. Ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
5. Cacing kremi
Penyebab anus gatal lainnya yakni bisa juga karena cacing kremi, Moms.
Keberadaan cacing kremi bisa menyebabkan anus gatal. Itu terjadi ketika menelan telur cacing kecil.
Telur cacing kremi bisa masuk ke sistem pencernaan melalui makanan yang terkontaminasi dan hal-hal lain, seperti seprai, perlengkapan kamar mandi, mainan, dan kotak pasir.
Gangguan cacing kremi lebih sering terjadi pada anak-anak. Rasa gatal biasanya terjadi pada malam hari, saat cacing betina bertelur di sekitar anus.
Baca Juga: Seorang Bayi Terlahir Tanpa Anus di Depok, Ini Tanda-Tandanya
Moms mungkin bisa melihat adanya cacing kremi di celana dalam atau di toilet setelah BAB. Cacing kremi tampak seperti potongan kecil benang putih.
Jika Moms atau anak terkena cacing kremi, seluruh keluarga mungkin membutuhkan juga perawatan karenanya.
Konsultasikan dengan dokter jika Moms mencurigai penyebab anus gatal karena cacing kremi.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "14 Penyebab Anus Gatal dan Cara Mengatasinya")
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR