Nakita.id - Selama menjalani masak kehamilan, Moms tentu sering mendengar mitos vs fakta kehamilan.
Mitos vs fakta kehamilan ini biasanya dibagikan dari mulut ke mulut.
Salah satunya adalah mitos vs fakta kehamilan tentang minum air rebusan kunyit saat hamil bisa membahayakan janin?
Apa benar begitu Moms?
Kunyit sendiri merupakan salah satu bumbu dapur yang terkenal sebagai obat alami di pengobatan alternatif.
Ada banyak sekali manfaat kunyit yang bisa Moms dapatkan.
Apalagi, jika Moms mau mengolahnya jadi air rebusan kunyit.
Minum air rebusan kunyit setiap hari bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Di tengah pandemi seperti ini penting sekali menjaga sistem kekebalan tubuh bukan Moms?
Tapi, apakah nanti saat ibu hamil tidak boleh minum air rebusan kunyit karena bisa membahayakan kesehatan janin?
Untung saja hal ini hanya mitos ya, Moms.
Tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa minum air rebusan kunyit bisa membahayakan janin, apalagi sampai membuat Moms keguguran.
Justru kebalikannya, ada manfaat minum air rebusan kunyit saat hamil yang perlu Moms tahu.
Mengutip Living and Loving, inilah manfaat minum air rebusan kunyit bagi ibu hamil:
- Meringankan rasa sakit dan peradangan sendi.
- Membantu mencegah sembelit dan mempertahankan tingkat bakteri yang sehat di usus.
- Membantu meningkatkan imunitas.
- Membantu detoksifikasi hati dan memurnikan darah.
- Membantu menjaga gula darah yang sehat dan tingkat lipid.
Cara membuat air rebusan kunyit pun sangat mudah Moms.
Pertama, siapkan segelas air, masukkan ke panci. Letakkan panci di atas kompor, didihkan air tersebut.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan Soal Minum Kopi untuk Ibu Hamil, Berbahayakah?
Lalu, Moms bisa tambahkan kunyit dan sedikit gula merah ke dalam panci. Tunggu sampai warna airnya berubah.
Minum selagi hangat.
Cara kedua, Moms bisa mencampurkan bubuk kunyit ke dalam susu hangat.
Mau mencoba yang mana Moms?
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | living and loving |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR