Nakita.id - Kanker usus besar atau kanker kolorektal ternyata menjadi penyebab utama kematian kedua di Amerika Serikat pada perempuan.
Sementara untuk laki-laki, penyakit ini menjadi penyebab utama ketiga.
Pada 2015 tercatat sebanyak 93.090 kasus baru terkait penyakit ini.
Sedangkan di Indonesia berdasarkan informasi yang didapat dari Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kemenkes RI, angka kejadian kanker usus besar di Indonesia yakni 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian mencapai 9,5% dari total seluruh kasus kanker.
BACA JUGA: 8 Hal Tak Terduga Ini Tingkatkan Risiko Jantung Pada Perempuan
Jadi, apa itu kanker usus besar, Moms?
Ini pertama kali dimulai di lapisan paling dalam dan dapat berkembang melalui semua lapisan jaringan yang membentuk usus besar dan rektum.
Melansir dari Boldsky, berikut ini beberapa hal yang harus Moms tahu mengenai kanker usus besar.
Orang Tidak Mengetahui Tanda-Tanda
Ketika seseorang terdeteksi dengan kanker usus besar pada tahap awal, tingkat kelangsungan atau bertahan hidup menjadi semakin tinggi.
Tapi yang mengejutkan, dibutuhkan 10 sampai 15 tahun untuk polip baru dan sel abnormal berkembang menjadi kanker usus besar.
BACA JUGA :Tak Disadari, 5 Kebiasaan yang Sering Dilakukan ini Dapat Merusak Mata
The American Cancer Society menyarankan agar pemeriksaan kanker usus besar dimulai pada usia 50 tahun.
Dan mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Tingkat Kanker Colon Lebih Tinggi
Menurut American Cancer Society, setengah dari semua kematian lebih awal pada kanker usus besar terkait dengan perbedaan dalam bidang ras, geografi dan pendidikan.
Penelitian mengatakan orang-orang yang berasal dari minoritas rasial telah menunjukkan kejadian kematian yang lebih tinggi pada kanker usus besar.
Untuk populasi tertentu, hasilnya paling buruk.
BACA JUGA :Tampil 'Nyentrik', Tengok Gaya Vintage Shareefa Daanish dan Suami
Dokter Mungkin Tidak Menemukan Tanda-Tandanya
Bahkan jika Moms mengidentifikasi gejala dan tanda kanker usus besar, ada risiko Moms salah didiagnosis.
Menurut sebuah studi 2014, 1 dari 20 orang dewasa Amerika dipengaruhi oleh kesalahan diagnosa.
Penelitian menunjukkan berbagai jenis metode diagnostik terkadang memiliki hasil yang berbeda dan dokter dapat salah membaca hasil tes.
BACA JUGA :Meski Kembar, Perkembangan Kedua Anak Cynthia Lamusu Ternyata Berbeda!
Diabetes Tipe 2 Bisa Meningkatkan Risiko
Jika Moms seseorang penderita dengan gerakan usus inflamasi atau diabetes tipe 2, Moms memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar.
Itu karena gerakan usus inflamasi termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, ini merupakan dua kondisi yang menyebabkan peradangan kronis pada usus besar
Usia Merupakan Faktor Risiko Terbesar
Tahukah Moms 90 persen kasus kanker usus besar terjadi pada laki-laki dan perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih?
Dan ini mengembangkan risiko kanker usus besar datang seiring bertambahnya usia.
Namun, ada juga yang berusia muda didiagnosis menderita kanker usus besar sejak usia dini.
BACA JUGA: Banyak Moms Sembunyikan Camilan dari Anak dan Suami, Benarkah?
Pilihan Gaya Hidup Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Banyak pilihan gaya hidup yang Moms buat dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Merokok meningkatkan risiko pengembangan dan kematian akibat kanker usus sebesar 14 persen.
Dan obesitas juga merupakan faktor lain yang meningkatkan risiko kanker usus sebesar 30 persen.
Faktor lainnya yakni minum alkohol berlebih, kurang berolahraga dan mengkonsumsi terlalu banyak daging merah dan olahan yang bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.
BACA JUGA :Nia Ramadhani Tak Menyangka Temukan Map yang Isinya Bikin Meleleh
Faktor Keturunan Keluarga
Bila keluarga memiliki riwayat kanker usus besar, maka berisiko dua sampai tiga kali lebih banyak berisiko penyakit ini.
Riwayat keluarga polip juga menempatkan Moms pada risiko yang lebih tinggi, jika polipnya besar atau terlalu banyak.
Tidak Ada Tanda Peringatan Dini
Sama seperti kanker serviks dan kanker paru-paru, sulit untuk mendeteksi kanker usus besar pada tahap awal.
Gejala seperti perubahan kebiasaan buang air besar, diare, darah di tinja, sembelit, sering sakit, kram, penurunan berat badan, kembung adalah beberapa hal yang tidak boleh Moms abaikan.
BACA JUGA :Lahir Kembar Siam dengan Dempet Kepala 29 Tahun Lalu, Begini Kabar Keduanya Sekarang!
Ada Pilihan Screening yang Berbeda
Ada berbagai jenis tes screening seperti colonoscopy, sigmoidoscopy, barium enema, kolon CT atau colonoscopy virtual.
Dan juga Moms bisa tes di rumah seperti pengujian kekebalan tinja yang dapat mendeteksi kanker usus besar.
Konsultasikan dengan dokter dan tanyakan apa screening yang sesuai untuk Moms, mengingat pilihan gaya hidup, usia dan riwayat keluarga Moms.
BACA JUGA :Foto Masa Muda Ibunda Sophia Latjuba Bikin Netizen Terpana: Cantik Banget! Mirip Madonna!
Kanker Usus Besar Dapat Dicegah dengan Screening Rutin
Screening atau check up rutin dapat menyelamatkan nyawa banyak orang.
Dan dapat mencegah kanker usus besar dengan menemukan dan menyingkirkan polip sebelum mereka berubah menjadi kanker.
Screening juga membantu dalam mendeteksi kanker usus besar pada tahap awal, bila pengobatannya paling efektif.
Selain itu, Moms bisa mulai mengonsumsi makanan sehat yang bisa menurunkan risiko kanker usus besar.
BACA JUGA: Tampil Menawan, Agnez Mo Hadiri Premiere Film 'A Wrinkle in Time'
Dengan mengetahui fakta-fakta penting mengenai kanker usus besar di atas, Moms bisa lebih waspada.
Moms juga sebaiknya menghindari hal-hal yang sekiranya akan memicu munculnya kanker mematikan tersebut.
BACA JUGA :Tampil 'Nyentrik', Tengok Gaya Vintage Shareefa Daanish dan Suami
Source | : | Boldsky |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR