Kementerian PPPA pun menyarankan agar pihak BKKBN melakukan sistem jemput bola.
"Sistem jemput bola yaitu dengan melakukan kunjungan ke pasangan usia subur itu juga perlu adanya inovasi. Sistem jemput bola ini untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah ke pasangan usia subur tadi dan membutuhkan pelayanan kontrasepsi, serta mengoptimalkan peran-peran petugas lapangan KB, dan juga bisa menggerakan secara intensif lagi mobil penerangan KB ke masyarakat sehingga harapannya kehamilan tidak direncanakan bisa ditekan serendah-rendahnya terutama di masa pandemic Covid-19," saran Lenny.
Terkait hal tersebut Kepala BKKBN sekaligus Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan bernama Dr. (H.C). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menjelaskan bahwa BKKBN sudah melakukan berbagai cara agar pasangan di usia reproduksi bisa terus menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga: Aturan Mengonsumsi Pil KB, Jangan Telat Supaya Efektivitasnya Terasa
"Saat ini kita banyak melakukan e-learning, jadi kita punya pasukan di lapangan Namanya PKB. Hari ini aja kita mengumpulkan PKB, LKB, sebanyak 2000 itu hanya di wilayah Jawa Timur, dan Bali kita berhasil kumpulkan untuk kita berikan training secara virtual di masa pandemi ini yang ternyata efektif,"
"Itu agar mereka menguasai produk knowledge nya, missal dia paham apa itu ayudi, apa itu implan, kemudian dia bisa melakukan penyuluhan dengan baik. Kita juga memperkecil bias-bias informasi yang seperti ada mitos, ada fakta ini kan merupakan bias informasi antara yang sesungguhnya dan yang menjadi image di publik. Contohnya, susuk itu bisa jalan-jalan itu, ini kan semacam mitos ya atau keyakinan yang tidak benar, nah itu kemudian kita luruskan," tutup dr. Hasto.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR