Namun, pada bayi 10 bulan yang dijadikan manusia silver tersebut dikhawatirkan tidak mendapatkan rasa aman tersebut.
"Dikhawatirkan dari bayi 10 bulan yang dijadikan manusia silver itu berarti dia ada di kondisi yang tidak nyaman, dan tidak aman sekali, tapi belum bisa berbicara, maka ia hanya bisa nangis. Ketika nangis, apakah bayi tersebut mendapatkan respon yang tepat atau tidak dari pengasuh, ibunya, atau orang di sekitar yang peka terhadap ketidaknyamanan bayi lalu memberikan rasa nyaman dan aman kembali," jelas Firesta.
"Jika itu tidak terjadi, dikhawatirkan bayi tidak akan merasa ada sosok yang bisa memberikan rasa nyaman dan aman tersebut," sambungnya.
Dari kejadian tersebut, psikolog sekaligus Direktur Klinik Psikologi Mentari Anakku Firesta berharap agar masyarakat luas dan pemerintah bisa memberikan perhatian khusus pada anak-anak agar tidak berada dalam situasi yang seperti ini lagi.
"Karena menurut saya, ya memang ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama, terutama pada pemerintah agar bisa memberikan perhatian pada anak-anak atau bayi yang memang seharusnya tidak ada dalam situasi seperti ini," pungkasnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR