Nakita.id - Sekitar akhir Oktober lalu, pasangan Gigi Hadid dan Zayn Malik akhirnya memutuskan untuk bercerai.
Hal ini dikarenakan setelah insiden yang berujung pada kekerasan fisik yang dilakukan oleh mantan personel One Direction ini terhadap ibu Gigi, Yolanda Hadid.
Melansir dari KOMPAS.com (31/10/2021), sejumlah sumber yang dekat dengan mereka mengungkapkan bahwa pasangan ini sebetulnya menjalani hubungan yang tidak sehat, atau seringkali kita kenal dengan sebutan 'toxic relationship'.
Tanda-tanda toxic relationship, khususnya pasutri, tak selalu bisa kita kenali dengan jelas.
Apalagi, kalau salah satu darinya sangat mencintai pasangannya.
Menurut Mackenzie Piper, MPH, CHES, manajer senior program di Power to Decide, toxic relationship adalah kondisi yang biasanya bermanifestasi pada relasi antara seseorang yang menegaskan kekuasaan atas orang lain dan seseorang yang mempertanyakan harga diri atau nilai dirinya.
"Tapi, tidak ada definisi yang sempurna atau lengkap, karena semua hubungan bersifat subjektif," ucapnya saat diwawancarai oleh Cosmopolitan via KOMPAS.com.
Nah, bagaimana cara kita bisa mengenali toxic relationship dalam pasutri?
Berikut adalah beberapa tanda dari toxic relationship dalam pasutri yang mungkin tidak kita sadari.
1. Gaslighting
Gaslighting merupakan tanda toxic relationship yang sangat umum terjadi dalam pasustri.
Umumnya, pasangan kita akan memberi tahu kita tentang perasaannya atau merendahkan dirinya setelah mendengar cerita atau keluhan kita.
Misalnya, melalui komentar seperti "Kenapa sih kamu jadi sangat sensitif sekarang?"
Menurut pemilik International Hearts Counseling Services, Lori Nixon Bethea, Ph.D., hal ini akan berujung pada sering menyalahkan atau menjadikan 'kambing hitam' satu sama lain, sehingga merasa bersalah dan malu.
2. Playing Victim
Tolong waspadai tanda toxic relationship yang satu ini apabila pasangan kita sering menempatkan dirinya sebagai korban.
Setiap kali kita mengungkapkan pada pasangan kita tentang apa yang kita rasakan, pasangan kita akan mencari cara untuk mengesankan bahwa dirinya adalah korban.
"Hampir tidak mungkin menciptakan keseimbangan dalam hubungan bersama seseorang yang hanya peduli dengan perasaan mereka," ucap Oddesty K. Langham, terapis berlisensi.
3. Sering Mengontrol
Pasangan yang toksik seringkali mengontrol pasangannya.
Termasuk hal-hal seperti apa yang harus kita pakai, yang boleh dan tidak boleh diunggah ke media sosial, apa yang boleh kita makan, dan lain-lain.
Bahkan, mengontrol kita agar tidak melakukan aktivitas lain seperti bertemu keluarga, teman, atau berurusan di luar rumah.
4. Beralasan Tentang Perilaku Buruk Pasangan
Ketika menjadi korban toxic relationship, kita cenderung selalu mencari alasan tentang perilaku buruk pasangan.
Misalnya, ketika pasangan tidak membalas pesan kita padahal sangat aktif di media sosial, kita sering memakluminya kalau mungkin dia sibuk.
Atau, ketika pasangan membentak dan menyebut nama kita, kita sering memakluminya kalau mungkin dia punya masalah di kantor.
5. Tertutup pada Keluarga dan Teman
Pasangan yang terlibat dalam toxic relationship juga sering menutupinya dari keluarga maupun teman.
Umumnya, kita sering menceritakan tentang pasangan kita yang toksik pada orang lain, lalu dengan sengaja menutup dengan kata-kata manis agar tidak meninggalkan kesan buruk di mata mereka.
"Itu bisa jadi tanda toxic relationship jika kita terlalu malu untuk memberi tahu kepada orang lain tentang apa yang pernah dilakukan atau dikatakan pasangan pada kita," ujar psikiater, Ndidi Onyejiaka, MD.
6. Komunikasi Permusuhan
Menurut terapis seks dan hubungan dari California Selatan, Kamil Lewis, AMFT, bentuk-bentuk komunikasi permusuhan biasanya muncul dalam bentuk sering membentak, memanggil atau menyebut sesuatu yang menyakiti hati, melempar dan menghancurkan barang, hingga menggunakan tubuh untuk intimidasi atau paksaan fisik.
Sedangkan, yang lebih halus biasanya muncul dalam bentuk silent treatment, sering menyalahkan, terus menyela pembicaraan, dan mendengarkan untuk merespons alih-alih mendengarkan untuk memahami pasangan.
Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan menciptakan kurangnya rasa percaya yang lebih lanjut di antara pasangan.
Apabila merasakan tanda-tanda seperti di atas, segera hubungi orang-orang terdekat atau ahli profesional untuk meminta bantuan dan saran.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR