Nakita.id - Anak pasti senang jika mendapatkan sebuah penghargaan dari lingkungannya.
Misalnya, anak berhasil memenangkan kompetisi menggambar di sekolahnya, mendapat predikat juara dalam lomba matematika, dan lain-lain.
Dalam agenda-agenda seperti ini, anak mulai mengetahui hal yang disukainya.
Tak hanya itu, anak juga mampu memahami bahwa kemampuan dan bakatnya memang cenderung pada satu bidang tertentu.
Dads juga pasti akan senang jika anak mau mengembangkan kemampuannya.
Namun, bagaimana jika anak merasa minder?
Anak menjadi enggan untuk menunjukkan kemampuannya di depan orang lain.
Kepercayaan dirinya menjadi kurang dan akibatnya anak tak mampu menggali dn mengembangkan bakatnya.
Yang paling parah lagi, anak menjadi menunjukkan sisi negatif dari dirinya.
Misalnya, anak menjadi menganggap dirinya buruk dan tidak mampu melakukan sesuatu.
Tahukah, Dads, hal ini biasanya dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pola asuh orangtua.
Pola asuh yang kurang baik bisa menyebabkan rendahnya kepercayaan diri anak.
Bahkan, sering kali anak yang kurang kepercayaan diri juga disebabkan karena munculnya trauma di rumah.
Dads memiliki peran penting di dalam pembentukan karakter si Kecil.
Maka dari itu, di Hari Ayah Nasional ini, Dads harus tahu caranya membangun kepercayaan diri anak agar anak mau menghargai jerih payahnya sendiri.
Mengapa, sih, peran Dads penting untuk pengembangan karakter anak?
Melansir dari Pediatricsoffranklin.com, peran ayah mampu mendorong perkembangan dan kekuatan dalam diri anak.
Tentu saja, kepercayaan diri pada anak membuat anak mampu untuk mengerjakan sesuatu dengan maksimal.
Dads wajib tahu dulu, pentingnya kepercayaan diri untuk anak.
Misalnya, dalam belajar bermain musik, ketika anak yakin bahwa ia mampu melakukannya, ia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
Dengan begitu bakat dan kemampuannya menjadi lebih mudah terasah.
Tak hanya itu, Dads.
Dalam mempelajari sesuatu, tentu prosesnya tidak selalu berjalan mulus.
Pasti ada saja halangan dan kesulitan yang dialami oleh anak.
Anak dengan kepercayaan diri yang tinggi cenderung akan lebih mudah mengatasi kesulitannya.
Sekalipun ia mengalami halangan dalam prosesnya dan mengalami kegagalan, anak akan lebih mudah untuk bangkit dan menghargai jerih payahnya sendiri.
Dads memiliki peran penting untuk mengajarkan pada anak bahwa kegagalan adalah hal yang wajar saja.
Sering kali orangtua tak memberikan pemahaman mengenai kegagalan dan anak menjadi takut untuk gagal.
Anak cenderung untuk berusaha menghindari kegagalan dan hal ini malah membuatnya takut untuk mencoba dan berkembang.
Dads wajib tahu caranya mengembangkan kepercayaan diri anak.
1. Beri pujian dan fokus pada proses
Tentu Dads senang saat anak berhasil dalam sebuah kompetisi.
Kemampuan anak menjadi diakui oleh lebih banyak orang.
Saat anak berhasil, pujian dari Dads memang sangat diperlukan.
Dari pujian itulah kepercayaan diri anak bisa terbangun sedikit demi sedikit.
Tak ada salahnya juga jika Dads memuji, "Pintar sekali sudah bisa juara satu,".
Namun, melansir dari Verywell Family, ada baiknya juga kita fokus pada proses yang selama ini dilakukan oleh anak.
Contohnya dengan kalimat, "Ternyata senang, bukan, kalau kita belajar dengan sungguh-sungguh. Hasilnya bisa juara satu seperti ini,".
Tentu anak semakin yakin bahwa tak hanya kemenangan saja yang penting dalam sebuah kemampuan.
Namun, juga ketekunan dalam mempelajarinya.
2. Jadi pendengar yang baik untuk anak
Tentu anak akan mengalami kendalanya selama proses belajar.
Di waktu inilah Dads sangat dibutuhkan.
Usahakan Dads jadi pendengar yang baik untuk anak yang sedang menglami kendala selama proses belajar.
Beri anak pemahaman bahwa kendala atau kesulitan dalam belajar sangat wajar.
Cari waktu yang tepat untuk mendiskusikan tentang kesulitannya dan membantunya mencarikan jalan keluarnya.
Selain itu, coba untuk jauhi hal-hal yang bisa membuatnya semakin minder, misalnya memarahinya.
Dads juga wajib memahami dahulu bahwa kegagalan saat mengasah kemampuan itu wajar terjadi.
Tak perlu juga sampai menghukum anak agar anak bisa berhasil lagi.
3. Ajak anak untuk memahami apa yang membuat orang lain sukses
Inilah hal yang baik untuk dilakukan oleh Dads dan anak.
Tentunya, anak membutuhkan motivasi untuk mengembangkan bakatnya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi adalah mengetahui strategi apa yang dilakukan orang lain sehingga menjadi sukses.
Contoh kecilnya, Dads bisa mengajaknya membaca mengenai profil tokoh-tokoh besar.
Tak hanya membaca, Dads juga bisa mengajaknya menonton video mengenai tokoh tersebut.
Setelah itu, diskusikan dengan anak mengenai sikap baik apa yang bisa diteladani dari tokoh tersebut.
4. Ajak anak untuk menghargai hal yang membuatnya berhasil
Setelah berhasil mendapatkan sebuah predikat dalam kompetisi, tak ada salahnya Dads mengajak anak untuk menghargai apa yang membuatnya berhasil.
Baca Juga: Tak Perlu Overthink, #AyahSIAP Bisa Bangun Bonding dengan Newborn Lewat Cara-cara Sederhana Ini
Hal ini bisa dalam berbagai macam hal, misalnya usahanya atau beberapa orang yang membantunya.
Apabila ada orang-orang yang membantu anak untuk lebih percaya diri dan berani untuk belajar sehingga mencapai keberhasilan, ajak anak untuk berterimakasih pada orang-orang tersebut.
Bisa saja guru, keluarga, atau teman yang selalu menyemangatinya.
Dengan membuatkan kartu tanda terimakasih atau bingkisan kecil, Dads bisa membangun karakter anak yang rendah hati dan bisa menghargai peran orang lain.
Peran Dads amat diperlukan dalam membentuk sikap tidak mudah menyerah pada anak.
Dengan pola asuh yang baik dari Dads, anak bisa mampu untuk mengembangkan kemampuannya dan mampu menghargai prosesnya.
Selamat Hari Ayah Nasional, ya, Dads.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kids Health,Verywell Family,youngminds.org.uk,Today's Parent,Pediatricsoffranklin.com |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR