Nakita.id - Pasangan suami istri wajib tahu, ini bahaya yang akan terjadi apabila dana pendidikan hanya dibebankan kepada satu pihak saja.
Dalam keluarga, tentu saja suami yang bertanggung jawab untuk bekerja guna mencukupi kebutuhan hidup.
Selain itu, pendapatan dari suami juga diharapakan cukup untuk membiayai pendidikan anak.
Pendidikan anak merupakan hal yang tak kalah penting dari kebutuhan lainnya.
Dengan mendapatkan pendidikan yang baik, anak pun bisa lebih berkembang dari segi pengetahuan, potensi diri, dan juga mentalnya.
Karena hal tersebut pula lah, yang membuat istri mendorong suaminya untuk bekerja lebih giat agar segala kebutuhan termasuk dana pendidikan anak bisa terpenuhi.
Pasalnya, saat ini dana pendidikan di Indonesia cukup mahal dan terus naik setiap tahunnya.
Terutama, bagi para Moms dan Dads yang memiliki cita-cita untuk menyekolahkan sang buah hati di sekolah yang berkualitas.
Menyekolahkan anak di tempat yang berkualitas memang mendatangkan kepuasan tersendiri bagi orangtua dan berharap Si Kecil bisa belajar lebih optimal.
Maka para orangtua harus lebih siap banting tulang karena dana yang dibutuhkan pun tidak sedikit.
Bahaya Apabila Dana Pendidikan Hanya Dibebankan Kepada Satu Pihak Saja
Tugas utama dari seorang suami memang mencari nafkah, sedangkan istri bertugas untuk ikut mengelolah pendapatan suami.
Pengelolahan pendapatan yang baik sangat penting untuk dilakukan agar segala kebutuhan termasuk biaya pendidikan anak bisa tercukupi.
Berbicara mengenai biaya pendidikan anak, kerap kali dibebankan hanya pada satu pihak saja.
Kebanyakan para istri mengandalkan suami untuk memenuhi biaya pendidikan anak.
Namun, ada juga yang sebaliknya, justru istri yang menanggung sendiri biaya pendidikan anak.
Hal tersebut tentu saja kurang tepat ya, Moms dan Dads.
Pasalnya, memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak bukan tanggung jawab satu pihak saja melainkan tanggung jawab bersama.
Baca Juga: Agar Tidak Stres, Berikut Tips Menyiapkan Dana Pendidikan Anak Menurut Psikolog
Berhasil terkumpulnya dana pendidikan anak juga disebabkan karena Moms dan Dads saling terbuka satu sama lain.
Tanpa adanya keterbukaan, maka dana pendidikan anak pun akan sulit terkumpul.
Bahaya lain yang akan terjadi apabila dana pendidikan anak dibebankan kepada satu pihak saja mungkin bisa membuat Moms atau Dads merasa tertekan.
Rasa tertekan tersebutlah yang bisa memicu stres dan apabila kondisi tersebut terus terjadi, maka bisa datangkan hal buruk bagi masalah psikologisnya.
Cara Mengatasi
Menurut Dr. Endang Widyorini, Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, saat Moms dan Dads merencanakan pernikahan, maka segala hal termasuk dana pendidikan anak merupakan hal yang sangat penting untuk dibicarakan serta direncanakan.
Apabila nantinya ada suatu risiko yang terjadi misalnya suami di PHK atau tidak bisa bekerja lagi karena sakit ataupun meninggal dunia, diharapkan istri bisa memegang peran untuk tetap memenuhi kebutuhan keluarga.
"Pada saat awal menikah itu kan semua direncanakan, nah apabila di tengah jalan suaminya di PHK, maka istri harus bisa memegang peran agar tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi, bukan ini tanggung jawabmu, ini tanggung jawabku, tapi ini merupakan tanggung jawab bersama," ungkap Dr. Endang dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Selasa (18/1/2022).
Pentingnya Menerapkan Toleransi di Dalam Rumah Tangga
Dr. Endang juga menegaskan, penting sekali bagi Moms dan Dads untuk melakukan berbagai perencaan dan didiskusikan pada awal pernikahan.
Namun, ketika sudah resmi menikah, ada baiknya Moms dan Dads tidak saling mementingkan ego masing-masing.
"Semua itu harus ada perencanaan dan pembicaraan di awal pernikahan. Tapi, kalau sudah menikah yang harus jadi pegangan adalah ego masing-masing tidak boleh saling kuat," sambung Dr. Endang.
Dr. Endang juga mengingatkan, di dalam rumah tangga setiap pasangan harus menerapkan yang namanya toleransi.
"Egosentris itu merupakan hal dimana seseorang melihat sesuatu dari sudut pandang sendiri, dalam rumah tangga harus ada yang namanya toleransi," tutur Dr. Endang.
Sehingga, ketika sudah berumah tangga, kebutuhan keluarga merupakan tanggung jawab bersama.
Begitu juga, dengan dana pendidikan anak bukan hanya dijadikan beban oleh satu pihak saja melainkan tanggung jawab bersama.
"Ketika suami istri enggak boleh yang namanya uangku adalah uangku, uangmu adalah uangku, itu tidak boleh, karena keuangan keluarga merupakan tanggung jawab bersama," tutup Dr. Endang.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR