"Kandungan gizinya umumnya akan terlarut pada kuahnya. Jadi sebaiknya memang dikonsumsi kuahnya. Jadi, pasti akan mengurangi kandungan zat gizi, terutama vitamin yang peka terhadap pemanasan," lanjut Inge.
Sementara itu, Ahli Gizi Komunitas dr Tan Shot Yen mengatakan, sayur bayam mengandung senyawa nitrat, yang akan berubah menjadi nitrit dan nitrosamin saat dimasak, didiamkan, lalu dipanaskan kembali.
Ia menjelaskan, nitrosamin diyakini berfungsi sebagai karsinogen untuk orang yang antioksidan di dalam tubuhnya tidak mencukupi.
Sementara Nitrit, dapat berbahaya apabila dikonsumsi bayi berusia 6 bulan karena dapat menghalangi transportasi oksigen oleh Hemoglobin.
"HB-nya berubah menjadi methemoglobin," ujar Tan melansir dari Kompas.
Meski demikian, lanjut Tan, masyarakat tidak perlu risau karena saat mengonsumsi bayam, nitrit yang terkandung sangat sedikit.
Nitrit baru dapat "meracuni" tubuh jika dalam jumlah yang sangat besar.
Tan juga menganjurkan, sebelum memasak sayur bayam, ada baiknya memilih bayam yang segar dan dalam jumlah cukup agar sekali masak dapat langsung habis.
Memasak sayur bayam sebaiknya sebentar saja, sampai agak layu, kemudian segera matikan kompor.
Hal serupa disampaikan melalui laman Kominfo yang meluruskan berita hoax tentang kandungan racun pada bayam yang dipanaskan.
Menurutnya, memanaskan bayam berkali-kali sebenarnya tidak berbahaya jika dilakukan dengan cara yang benar.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR