"Itu konsep yang harus dipegang teguh, baik dari sebelum terolah hingga penyimpanan nantinya di dalam kulkas," tegas dr. Titis.
dr. Titis menjelaskan bahwa para orangtua seringkali lupa bahwa kita sering menyimpan bahan makanan matang di atas bahan makanan mentah.
Ataupun, menyimpan bahan makanan matang di bawah bahan makanan mentah.
"Jadi, itu sangat rentan terhadap cross-contamination atau kontaminasi silang," jelasnya.
4. Mengolah makanan dengan tepat
dr. Titis juga menegaskan pada para orangtua untuk selalu memperhatikan cara pengolahan makanannya.
Dari dipotong, dibersihkan, hingga dimasak.
"Kita juga harus tahu suhu berapa yang matang buat bahan itu," tegas dr. Titis.
"Contohnya, kalau kita merebus bayam dan kentang, itu kan berbeda. Demikian pula dengan daging. Jadi, kita juga harus tahu berapa lama kita melakukan pengolahan bahan tersebut," jelasnya.
5. Menyimpan makanan dengan tepat
Terakhir, untuk penyimpanan makanan, dr Titis menyarankan agar tidak menyimpannya secara sembarangan.
"Karena, suhu dimana bakteri berkembang biak dengan cepat yaitu antara 5-60 derajat (Celcius). Itu harus dihindari. Jadi, kalau mau menyimpan, simpanlah pada suhu di atas 60 derajat (Celcius) atau di bawah 5 derajat (Celcius) ya," terang dr. Titis.
"Setelah itu, kalau misalnya mau dimakan lagi atau habis dimasak kemudian tidak langsung dimakan, penyimpanannya juga harus di tempat tertutup dan memperhatikan suhu tadi," lanjutnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR