Nakita.id - Moms wajib pahami dan lakukan, begini cara mencegah anak terlahir stunting.
Stunting merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami kekurangan gizi kronis.
Kekurangan gizi ini membuat pertumbuhan fisik Si Kecil menjadi lambat.
Anak yang terlahir stunting cenderung berat badannya lebih rendah.
Selain itu, tinggi badannya juga akan lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya.
Stunting juga bisa membuat perkembangan otak anak menjadi terganggu.
Kondisi gizi buruk juga bisa membuat daya tahan tubuh anak rendah.
Jika daya tahan tubuh rendah maka anak tersebut rentan terkena berbagai penyakit.
Pertumbuhan otot anak yang terlahir stunting juga akan terhambat Moms tentunya.
Baca Juga: Adakah Makanan yang Bisa Menghambat Proses Persalinan? Begini Kata Dokter Spesialis Kandungan
Cara Mencegah Anak Terlahir Stunting
Menurut Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), berbagai cara untuk mencegah anak terlahir stunting bukan dilakukan saat menjelang persalinan saja, melainkan selama kehamilan.
"Sebenarnya agar tidak mengalami stunting, yang dilakukan panjang, bukan hanya saat menjelang persalinan tapi selama hamil, karena kalau hanya menjelang persalinan itu telat sekali," ujar dr. Hasto dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin (7/2/2022).
Senada dengan dr. Hasto, Lenny N. Rosalin, SE, .Sc., M.Fin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengatakan, untuk mencegah anak terlahir stunting, maka persiapannya dari masa prakonsepsi bukan hanya saat menjelang persalinan saja.
"Sebetulnya prakonsepsi atau sebelum kehamilan dan kemudian merencanakan kehamilan itu semuanya harus dipersiapkan dengan baik," ujar Lenny dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (9/2/2022).
Persiapan Sebelum Hamil
Untuk persiapan sebelum hamil, Lenny mengatakan, "Ibunya harus siap secara kesehatan, dengan memeriksakan diri, jangan sampai anemia dan sebagainya," sambung Lenny.
Begitu pula kata dr. Hasto, untuk mencegah agar anak tidak terlahir stunting, maka ibu hamil jangan sampai mengalami anemia.
"Kalau ingin mencegah stunting ya itu mulai dari sebelum hamil, dan selama hamil itu harus dilakukan upaya pencegahan. Contohnya, perempuan yang mau hamil tidak boleh anemia, kalau anemia yang mending jangan sampai hamil dulu," ujar dr. Hasto.
Selain itu, usahakan juga jika ingin hamil berat badan Moms tidak terlalu kurus.
"Perempuan yang mau hamil jangan kurang gizi, kalau kurus sekali lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm itu kurus, ya. Nasihatnya, ya tentu jangan hamil dulu, lebih baik disehatkan dulu, nah itu contoh persiapan konkret sebelum hamil," sambung dr. Hasto.
Setelah Hamil
1. Kontrol Kandungan Secara Rutin
Untuk memastikan apakah anak yang berada di dalam kandungan cukup gizi atau tidak, maka Moms harus melakukan pemeriksaan secara rutin. Pastikan berat badan Moms pun bertambah selama hamil.
"Kemudian, setelah hamil, harus memonitor kenaikan berat badan juga. Biasanya, kenaikan berat badan bisa mencapai 12-13 kg. Tapi, tentu setiap bulan kita harus melakukan pemeriksaan, penimbangan, kemudian biasanya juga ada yang namanya tafsiran berat bada bayinya berapa, itu setiap kontrol harusnya begitu," ungkap dr. Hasto.
2. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah
dr. Hasto juga menyarankan, ketika hamil Moms harus mengonsumsi tablet tambah darah.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia.
"Setelah hamil, jangan lupa mengonsumsi vitamin, tablet tambah darah itu menjadi sesuatu yang mutlak dan penting karena semua ibu hamil itu darahnya mengencer. Karena apabila darahnya mengencer, kemudian tidak ditambah darah dari tablet tambah darah maka bisa anemia, HB-nya kurang dari 11,5%," kata dr. Hasto.
3. Mengonsumsi Asam Folat
dr. Hasto juga menganjurkan supaya ibu hamil mengonsumsi asam folat.
"Selain tablet tambah darah, ada juga asam folat. Asam folat merupakan suatu zat yang sangat penting sekali karena defisiensi atau kekurangan asam folat akan menganggu pertumbuhan saraf dan otak," saran dr. Hasto.
Karena, kekurangan asupan asam folat bisa buat bayi berpotensi mengalami kelainan saraf.
"Sehingga, banyak orang mengalami kelainan-kelainan saraf, kelainan otak, ya karena kekurangan asam folat. Bahkan, beberapa ahli mengatakan, gangguan jiwa, ada psikorsa, ada sisofren, neurosa, itu bisa terjadi karena selama dalam kandungan anak justru mengalami kekurangan asam folat sehingga ketika lahir mengalami banyak masalah," ucap dr. Hasto.
4. Vitamin D
dr. Hasto juga mengatakan, peran vitamin D sangat dibutuhkan pada saat awal kehamilan.
"Begitu juga seperti vitamin D, vitamin D itu harus kecukupan karena pada saat awal kehamilan sangat dibutuhkan untuk proses pembentukan plasenta. Mereka yang kekurangan Vitamin D, plasentannya juga akan tipis, sehingga kalau bayi plasentanya tipis tidak bisa bertumbuh dengan sempurna," ucap dr. Hasto.
Bahaya Menikah di Usia yang Terlalu Muda
Menurut Lenny, cara lain untuk mencegah stunting adalah hindari menikah di usia yang terlalu muda.
"Jangan juga usia ibunya jangan terlalu muda makanya kita punya program pencegahan perkawinan anak karena dari data kita anak-anak yang dilahirkan dari seorang anak, maka risiko stuntingnya tinggi sekali," ucap Lenny.
Pasalnya, ketika menikah di usia yang terlalu muda atau anak-anak, maka secara fisik belum kuat utnuk menjalani kehamilan.
Anak-anak sendiri masih mengalami tumbuh kembang sehingga ia butuh asupan gizi yang baik, dan apabila ia hamil maka akan terjadi rebutan gizi dengan bayi yang dikandungnya.
"Karena dari ibunya sendiri belum siap soalnya masih anak-anak dan mengalami tumbuh kembang, masih memerlukan gizi sementara dia udah hamil, sehingga rebutan gizi dengan anak yang dikandungnya," tutup Lenny.
Nah, itu dia Moms cara mencegah anak tidak terlahir stunting.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR