Wajah Yulia juga menjadi meradang hingga dia kesulitan untuk hanya sekedar senyum.
Dokter kemudian menjalankan operasi darurat lanjutan untuk menyelamatkan mata Yulia dari nekrosis.
Pihak dokter berdalih bahwa apa yang terjadi bukan dari kesalahan tenaga medis.
Apa yang dialami Yulia diduga karena adanya kondisi genetik langka yang bernama skleroderma.
Hal tersebut diungkapkan petugas medis yang menangani Yulia, yaitu Andrrey Komarov dan Omar Khaled.
Skleroderma merupakan kondisi yang menyebabkan area kulit menebal dan mengeras.
Terkadang masalah tersebut berkaitan dengan organ dalam dan pembuluh darah yang disebabkan sistem kekebalan yang menyerang jaringan ikat di bawah kulit.
Dokter mengklaim bahwa kondisi genetik langka skleroderma tidak mungkin bisa dipredksi.
Kedua dokter itu juga menyangkal tanggung jawab atas apa yang dialami Yulia.
Namun, sejauh ini belum ada bukti bahwa Yulia mengalami kondisi genetik langka tersebut.
"Saya memiliki luka yang terbentuk di pipi saya ketika mereka merobek semua jaringan saya," ujar Yulia.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR