Nakita.id - Mi instan sudah menjadi makanan harian bagi orang Indonesia.
Banyak orang yang lebih memilih makan mi instan karena dinilai lebih praktis.
Apalagi jika Moms malas untuk memasak, mi instan bisa menjadi solusi yang membuat perut kenyang.
Makan mi instan juga sering dijadikan pertolongan pertama ketika Moms sangat lapar di malam hari.
Hanya dengan merebus mie dengan air dan mencampurkannya dengan bumbu, Moms sudah bisa makan mi instan yang lezat.
Bahkan, hanya mencium aromanya saja Moms bisa langsung tergiur dan langsung membuat mi instan.
Tetapi, mulai sekarang jangan lagi terlalu sering makan mi instan ya, Moms.
Pasalnya, ada banyak bahaya yang nantinya menyerang tubuh jika makan mi instan lebih dari satu bungkus setiap harinya.
Jangan sampai Moms merasa menyesal karena terlalu sering makan mi instan yang bikin masalah kesehatan terganggu.
Baca Juga: Bangga! Mi Instan Asli Indonesia Jadi Mi Instan Terbaik Dunia 2021 Menurut New York Magazine
Dilansir Food NDTV, kebanyakan mi instan terbuat dari tepung terigu yang digiling, dihaluskan, dan diputihkan.
Mi memang diproses dengan sangat baik, kaya akan rasa, tetapi tidak memiliki nutrisi apapun.
Mi instan mengandung pengawet dan sumber kalori kosong.
Konsumsi mi instan lebih dari satu kali setiap hari dapat menyebabkan obesitas.
Mi instan juga berdampak buruk bagi proses pencernaan.
Sisa-sisa mi instan bisa mencapai area usus buntu dan memicu terjadinya infeksi.
Sebagian besar makanan ini mengandung lemak yang tidak baik untuk tubuh seperti asam lemak jenuh atau lemak trans.
Kandungan lemak jahat ini jika dikonsumsi secara berlebihan atau rutin dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Apalagi jika dikonsumsi para penderita diabetes, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung serta diabetes tipe 2.
Dalam mi instan terdapat minyak, tetapi pernahkah Moms berfikir dari mana minyak itu berasal?
Minyak nabati dalam mi instan adalah minyak sawit, yang memiliki kandungan lemak jenuh.
Ini berbahaya bagi tubuh terutama kesehatan jantung.
Belum lagi bumbu yang digunakan, mengandung banyak natrium, sedangkan kelebihan asupan natrium dapat meningkatkan seseorang terkena hipertensi.
Ketika dikonsumsi, perut membutuhkan waktu hampir beberapa jam untuk mencerna mi.
Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat mi akan benar-benar hancur.
Para ahli menjelaskan bahwa sifat olahan mi ini biasanya membuat mereka sulit untuk dicerna.
Jika memungkinkan batasi konsumsi mi instan, apabila Moms ingin sesekali makan mi jangan gunakan seluruh bumbu yang ada.
Agar lebih sehat dan memiliki nilai gizi, Moms bisa tambahkan sayuran segar seperti sawi, selada, atau wortel, tambahkan juga protein seperti telur atau irisan daging tanpa lemak.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR