Nakita.id - Masih jadi permasalahan serius di Indonesia, begini strategi BKKBN menurunkan stunting.
Strategi BKKBN menurunkan stunting harus benar-benar matang mulai saat ini.
Karena tanpa adanya strategi BKKBN menurunkan stunting yang matang maka anak-anak kekurangan gizi di Indonesia pun akan semakin banyak.
Stunting merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami kekurangan gizi secara kronis.
Sehingga anak mengalami gagal tumbuh serta perkembangannya pun terganggu.
Angka stunting di Indonesia pun masih cukup tinggi Moms.
Stunting juga menjadi faktor peningkatan angka kematian anak di Indonesia.
Maka dari itu, Presiden Joko Widodo memberikan mandat langsung ke BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) untuk segera menurunkan stunting.
Salah satu cara BKKBN menurunkan stunting adalah meningkatkan kedisiplinan para perempuan untuk menggunakan kontrasepsi.
Baca Juga: Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Penurunan Stunting
Hubungan Antara Stunting dan Pemasangan Alat Kontrasepsi
Mungkin sebagian Moms belum mengerti, hubungan antara stunting dan pemasangan alat kontrasepsi.
Salah satu penyebab stunting adalah kehamilan yang jaraknya terlalu dekat.
Idealnya, jarak kehamilan adalah dua tahun Moms. Karena jika kurang dari dua tahun akan datangkan efek buruk bagi Moms dan buah hati.
Pemerintah sebenarnya, menyarankan pemberian ASI (Air Susu Ibu) sampai dua tahun Moms.
Pemberian ASI sampai usia dua tahun bisa membuat tumbuh kembang anak menjadi optimal dan terhindar dari stunting.
Nah, ketika Moms hamil lagi padahal usia anak belum dua tahun maka pemberian ASI pun tak akan maksimal.
Kemudian jarak kehamilan yang terlalu dekat juga membuat rahim belum siap.
Maka dari itu salah satu strategi BKKBN menurunkan stunting adalah dengan menggencarkan pemasangan alat kontrasepsi.
Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Kekurangan Gizi Padahal Sudah Diberikan ASI dan MPASI
Selain mengencarkan pemasangan alat kontrasepsi, berikut 2 strategi BKKBN menurunkan stunting:
1. Penanganan Faktor Sensitif
Salah satu cara BKKBN menangani stunting adalah dengan membenahi lingkungan-lingkungan keluarga yang berpotensi mengalami kekurangan gizi kronis.
''Pertama, memberikan suatu penanganan faktor sensitif namanya yaitu lingkungan jadinya keluarga-keluarga yang berisiko tinggi stunting ini lingkungannya harus dibenahi," ungkap Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) Kepala BKKBN dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Senin (6/6/2022).
Misalnya, jambannya harus bersih, rumahnya harus layak huni karena jika tidak layak huni maka mudah sakit seperti TBC karena rumahnya kumuh, lembab, dan gelap.
Karena jamban yang tidak bersih bisa membuat banyak bakteri masuk ke dalam tubuh anak.
"Begitu juga dengan jamban yang tidak bersih maka bisa membuat bakter E coli bertebaran dimana-mana akhirnya sering diare, dan berat badannya turun, tinggi badannya tidak tumbuh, dan akhirnya stunting," sambung dr. Hasto.
Kemudian ketersediaan air bersih yang terbatas juga bisa jadi penyebab anak mengalami stunting Moms.
Karena air yang kurang bersih bisa membuat anak lebi mudah sakit tentunya.
Ketika anak mengalami sakit yang berulang, ditambah lagi asupan gizinya kurang cukup, serta asuhan dari orangtua yang tidak bagus maka bisa sebabkan anak menjadi stunting.
"Sakit yang berulang, gizi yang kurang cukup, asuhan yang tidak bagus, maka itu bisa sebabkan stunting," ucap dr. Hasto.
2. Faktor Spesifik
BKKBN juga melakukan penanganan faktor spesifik Moms. Misalnya, mengatur bagaimana nutrisinya untuk membuat anak dan ibu tidak mudah sakit.
"Kedua, faktor spesifik yakni bagaimana nutrisinya, bagaimana membuat ibu dan bayi tidak sakit-sakitan. Sehingga untuk faktor spesifik ini pemberian makan tambahan, pemberian MPASI, asi ekslusif, imunisasi, dan sebagainya menjadi hal-hal penting," ungkap dr. Hasto.
dr. Hasto juga menyampaikan bahwa BKKBN selalu melakukan berbagai kampanye.
Mulai dari pencegahan stunting, pencegahan angka kematian ibu, serta mengajutkan supaya kehamilan yang dilaksanakan tidak terlalu muda, tidak terlalu sering, dan tidak terlalu banyak.
dr. Hasti juga menyarankan, supaya perempuan hamil tidak dalam usia yang terlalu tua atau lebih dari 35 tahun.
Baca Juga: Apakah Pemeriksaan Kehamilan Ditanggung BPJS? Begini Penjelasannya
Program dari BKKBN Untuk Menyambut Hari Keluarga Nasional
Hari Keluarga Nasional (Harganas) akan jatuh pada Rabu, (29/6/2022) mendatang.
BKKBN sendiri sudah menyediakan berbagai program baru untuk menyambut peryaan Harganas.
Salah satu program utama BKKBN adalah menurunkan stunting Moms.
Untuk menurunkan stunting, BKKBN pun membentuk tim pendamping keluarga.
Tim ini bertugas untuk memonitoring mana saja keluarga-keluarga yang berpotensi mengalami stunting.
"Muatan utama dari Harganas adalah ya stunting masuk dalam situ. Kita melibatkan ada tim pendamping keluarga, tim percepatan perluas stunting, mereka-mereka ini sebelumnya tidak pernah dilibatkan karena memang sebelumnya belum ada," ujar dr. Hasto.
Pembentukkan tim pendamping keluarga merupakan hal yang baru dari BKKBN.
"Ini merupakan hal yang baru dari BKKBN, punya pasukan baru, punya tenaga baru, dan tentunya untuk kerja-kerja baru stunting," tutup dr. Hasto.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR