“Terus kemudian ibu dengan BMI (body mass index) lebih lebih dari 30,” tambah dr. Joe saat diwawancarai Nakita pada Jumat lalu (1/7/2022).
“Lalu, ibu yang mempunyai riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya,” tambah dr. Joe lagi.
Selain itu, dr. Joe juga menambahkan bahwa beberapa penyakit juga termasuk dalam faktor risiko preeklampsia saat hamil.
Mulai dari hipertensi kronis, diabetes sebelum hamil, diabetes gestasional atau diabetes yang terjadi pada kehamilan di atas usia 20 minggu, thrombophilia, SLE (systemic lupus erythematosus), antiphospholipid antibody syndrome, hingga penyakit ginjal.
“Selain itu, kehamilan kembar, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun, mengikuti program bayi tabung, hingga obstructive sleep apnea juga termasuk dalam faktor risiko preeklampsia saat hamil,” jelas dr. Joe.
Lalu, apa saja gejala-gejala preeklampsia pada ibu hamil yang kerap dirasakan?
“Gejala-gejala yang bisa didapatkan secara klinis adalah tekanan darah yang tinggi. Mulai dari 140/90 atau lebih” sebut dr. Joe.
Gejala lainnya, lanjut dr. Joe, yang juga ditunjukkan adalah adanya pembengkakan tubuh, terutama di kaki.
“Kemudian, berat badan yang meningkat per minggu, lebih dari 3 kilogram,” katanya lagi.
“Kadang ada beberapa pasien mengeluh sakit kepala hebat terutama di bagian kepala belakang. Kemudian, di bagian mata itu terasa berat atau nyeri, sampai kalau misalnya kita melihat lampu itu seperti terasa silau,” katanya menambahkan.
GWM Indonesia Selenggarakan GWM CarNEVal Hadirkan Rangkaian SUV Serbaguna dan Stylish untuk Kaum Urban Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR