Nakita.id - Setiap orang pasti memiliki love language atau bahasa cinta yang berbeda-beda.
Love language sendiri merupakan elemen terpenting ketika kita menjalin suatu hubungan.
Sebab apabila kita ingin dicintai atau mencintai seseorang, kita harus memahami bagaimana love language yang sesuai dengan pasangan kita.
Untuk bisa mencintai pasangan, Moms dan Dads juga tidak boleh egois.
Ada baiknya, Moms dan Dads memahami bisa saling memahami apa yang disukai antar satu sama lain agar rasa cinta tersebut bisa disampaikan dengan baik.
Ada lima jenis love language yang harus Moms dan Dads ketahui.
Diantaranya words of affirmation, quality time, physical touch, acts of service dan receiving gifts
Sayangnya, untuk bisa memahami love language pasangan kita, terkadang bisa membuat kondisi keuangan kita tidak terkontrol.
Ingin memberikan yang terbaik bagi pasangan terkadang menjadi salah satu faktor yang membuat setiap orang rela menghabiskan uangnya untuk menyenangkan pasangan.
Dikatakan Lex dePraxis selaku Relationship Coach dalam acara kelas offline Love Language & Money yang diselenggarakan di OCBC NISP Tower, Jakarta, Sabtu (06/08), mengetahui bahasa cinta pasangan adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan romansa.
Meskipun ada perbedaan bahasa cinta dengan pasangan, jangan sekali-kali Moms dan Dads menuntut satu sama lain untuk bisa memenuhi bahasa cintanya.
"Lebih baik berusaha memenuhi bahasa cintanya, tapi jangan dituntut," ujar Lex De Prexis.
"Misalnya bahasa cintanya pasangan kita adalah hadiah, dia suka sekali menerima hadiah. Kita mesti cari tahu dulu nih, karena nggak sembarang hadiah dia suka. Hanya tahu dia suka hadiah, bukan berarti kita bisa membuang uang sebanyak-banyaknya untuk menyenangkannya," paparnya.
Dengan mempelajari bahasa cinta dari pasangan, maka Moms dan Dads juga bisa mengetahui hal penting yang sesuai bagi pasangan.
Saat ini, masalah finansial menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banyak perceraian.
Oleh karena itu agar perceraian tak terjadi, ada baiknya Moms dan Dads membicarakan lebih dahulu masalah finansial sebelum menikah.
"Karena harus diomongin juga soal semuanya sebelum menikah, salah satunya termasuk keuangan," sambung Lex De Prexis lagi.
Bukan tak mungkin apabila masalah keuangan menjadi salah satu faktor terjadinya toxic relationship.
Oleh karena itu, sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius dan terhindar dari toxic relationship, membicarakan kondisi keuangan adalah hal yang wajib dilakukan.
"Lebih baik dikomunikasikan dulu semuanya mulai dari kondisi keuangan hingga kondisi serius lainnya," jelas Lex De Prexis.
Tak hanya itu saja, namun Moms dan Dads juga harus saling terbuka satu sama lain.
Hal ini penting dilakukan agar hubungan pernikahan bisa terus bertahan lama.
Namun apabila di awal sudah saling sulit terbuka antar satu sama lain, ada baiknya memikirkan kembali untuk lanjut ke jenjang pernikahan.
"Kalau misalnya terbuka itu susah, dan misalnya belum menikah lebih baik jangan menikah dulu," lanjut Lex De Prexis lagi.
Pembicaran tentang finansial sangat penting dilakukan sebelum menikah, karena dari situ nantinya akan membuat kita dan pasangan bisa menemukan solusi terbaik dalam permasalahan tersebut setelah menikah nantinya.
Agar lebih harmonis dalam menjalin komunikasi dengan pasangan, Moms dan Dads bisa tiru tips dari Lex De Prexis berikut ini.
"Awali dari cerita tentang rencana keuangan, bukannya nanya. Lalu kita lihat jawaban pasangan seperti apa. Kalau diajak ngobrol pasangannya risih, sebaiknya mundurin dulu rencana nikah supaya nantinya pasangan kita bisa terbiasa dengan pembicaraan seperti ini," pungkas Lex De Prexis.
Baca Juga: Ungkapkan Rasa Sayang Pada Pasangan Lewat 5 Ragam Bahasa Cinta, Yuk Cari Tahu Apa Saja!
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR