4. Tetap terhidrasi
Pergunakan waktu selama berbuka dan sahur untuk cukup mengonsumsi air putih.
Secara alami menghasilkan sekitar 1 liter air liur setiap hari. Air liur mengandung enzim yang memecah partikel makanan berlama-lama di mulut, sehingga menjaga bakteri di teluk.
Produksi air liur yang rendah dapat menyebabkan napas yang tidak menyenangkan karena jumlah bakteri di mulut meningkat.
Minuman menyegarkan napas lainnya yang efektif adalah susu sapi dan teh hijau.
Lemak dalam susu mampu menetralisir senyawa penyebab bau dari makanan tertentu, seperti sulfur dalam bawang putih.
Sebuah penelitian tahun 2011 menunjukkan bahwa teh hijau dapat mengurangi bakteri mulut dan mencegah bau mulut dan penumpukan plak.
Saat berpuasa, disarankan untuk menghindari kopi dan alkohol karena keduanya mengeringkan mulut dan meningkatkan bau mulut.
BACA JUGA: Salut! Para Artis di Komunitas Cerita Ibu Cerdas Lelang Barang Pribadi sebagai Bentuk Donasi Sosial
5. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran
Buah dan sayuran adalah sumber alami terbaik dari vitamin dan mineral, jadi pastikan Moms mendapatkan 5 hingga 9 porsi per hari.
Vitamin C sangat efektif untuk mengendalikan bau mulut karena diketahui dapat mencegah gingivitis dan penyakit gusi, yang dapat menjadi penyebab utama dari halitosis (bau mulut).
Sayur dan buah seperti paprika, kale, brokoli, stroberi, kembang kol, nanas, kiwi dan buah jeruk karena semuanya sangat tinggi vitamin C.
Apel dan selada juga terbukti efektif untuk menghentikan napas yang tak segar. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | care2 |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR