Hal tersebut bisa hilang seiring terhentinya siklus hormonal perempuan.
"Misal ketika ia hamil, konsumsi obat kontrasepsi, menopause, dan lainnya."
Meski demikian, ada pula potensi yang membuat miom berisiko dan menyebabkan pendarahan yang membuat nyeri.
Miom pada dinding rahim perlu diwaspadai karena berisiko menyebabkan gangguan pada dinding rahim yang akan berkontraksi.
Namun Dr. Yassin mengimbau para perempuan yang memiliki miom untuk tidak terlalu khawatir.
Pasalnya, bila miom tak menimbulkan gejala apapun, sebaiknya ia tak perlu dilakukan penindakan medis.
"Asal, rajin observasi setiap 6 bulan untuk melihat pertumbuhannya.
"Pasalnya, ada 1 persen potensi miom menjadi ganas. Tapi itu kecil sekali. Pokoknya, perhatikan keluhan," ujarnya.
Moms tak perlu percaya mengenai mitos bahwa pasokan gizi untuk janin berebut dengan miom.
Pasalnya hal tersebut merupakan mitos.
"Tidak sesesumbar itu, sih. Kan, janin sudah punya plasenta sendiri yang fungsinya untuk perantara ibu dan janin," jelas Dr. Yassin.
Baca Juga: Ramuan Agar Cepat Hamil ala dr. Zaidul Akbar, Pasangan yang Baru Menikah Wajib Tahu Ini!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR