"Pas-pas wes cocok (sudah pas, sudah cocok)," terdengar suara yang diduga adalah perekam.
Setelah prosesi selesai, pasangan balita tersebut disandingkan di teras rumah dengan menerima uang penyeppen. Uang penyeppen merupakan istilah Madura yang artinya tali asih dari tamu undangan.
Tak heran jika video tersebut menuai pro dan kontra.
Misalnya dari akun @uamfieu: "Adat Madura gitukah? kenapa harus dijodohin dari kecil kak?"
Warganet lain mengatakan bahwa hal ini sangat biasa terjadi di daerah Madura.
"Udah biasa kalau di Madura kek gini," tulis @nanafirdauz
Melihat video yang viral tentang balita yang bertunangan di Madura, Jawa Timur tadi, sosiolog angkat bicara.
Menurut Dosen Sosiologi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Syukron Ramadhan menjelaskan bahwa hal ini merupakan tradisi yang disebut sebagai pelestarian warisan leluhur, namun tradisi tersebut sudah mulai ditinggalkan.
Syukron juga menuturkan bahwa tradisi tersebut merupakan tradisi dari leluhur orang Madura mengenai perkawinan dalam kekerabatan.
Perkawinan antarsepupu dalam satu kerabat, dilestarikan dalam sebuah kompleks perumahan yang disebut dengan pemukiman Tanean Lanjhang (halaman yang memanjang).
"Dulu ketika pemukiman Tanean Lanjhang masih lestari, sudah biasa perkawinan endogami," ujar Syukron Ramadhan mengutip dari Kompas.
Baca Juga: Viral Seorang Ibu Oleskan Krim Pemutih Milik Orang Dewasa ke Bayinya, Dokter Beri Penjelasan Ini
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |