Melansir laman Marriage, berikut ini 6 kemungkinan alasan korban KDRT bertahan dalam hubungan yang tidak sehat.
Tidak mengherankan bahwa rasa malu adalah salah satu alasan utama mengapa korban KDRT tetap bertahan.
Banyak yang berpikir bahwa meninggalkan rumah, putus dengan pelaku atau bercerai, menunjukan sebuah kegagalan.
Tidak memenuhi harapan masyarakat seringkali memberikan banyak tekanan pada korban, itulah sebabnya mereka merasa harus tetap bertahan meski hubungannya abusive.
Jika Moms adalah korban KDRT, ingatlah bahwa meninggalkan pelaku bukanlah tanda kelemahan.
Sebaliknya, ini adalah tanda kekuatan yang menunjukkan bahwa seseorang cukup kuat untuk memutuskan siklus dan mencari kehidupan yang lebih baik.
Beberapa korban KDRT berpendapat bahwa mereka mungkin melakukan sesuatu yang memicu kekerasan dari pelaku.
Sehingga mereka masih merasa bertanggung jawab atas insiden ini.
Pelaku kekerasan biasanya memberi tahu korbannya bahwa tindakan mereka membuat dirinya marah.
Ingatlah bahwa tak satu pun dari pemikiran ini menjadi alasan untuk melakukan kekerasan.
Baca Juga: Rizky Billar Resmi Bebas Setelah Lesti Kejora Cabut Laporannya, Akui Sangat Mencintai Sang Istri
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR