Nakita.id - Saat Si Kecil beranjak besar, ada banyak tingkah lakunya yang kadang membuat orangtua pusing.
Salah satunya adalah dalam hal selera makanan.
Misalnya, Si Kecil menjadi tidak suka makan nasi.
Jika sudah ketahuan mengapa anak tak mau makan nasi, langkah terbaik yang bisa diambil adalah sebagai berikut:
Masaklah nasi menjadi bentuk lain seperti lontong, bacang, nasi kuning, atau nasi uduk.
Bisa juga nasinya dibentuk dengan cetakan mangkok dan dibuat seperti bentuk kepala orang atau bentuk lainnya.
Jadi, baik rasa maupun bentuknya divariasikan.
Siapa tahu selama ini anak tak mau makan nasi karena memang bosan.
Jadi, kreasikan sedemikian rupa agar anak tertarik makan nasi.
Bila upaya tersebut tak membuahkan hasil, siapa tahu memang anak tak doyan nasi.
Jadi, cobalah makanan sumber karbohidrat lain yang disukai anak.
Baca Juga: Anak Tidak Mau Makan Nasi Jangan Dianggap Sepele, 3 Faktor Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Toh, sumber karbohidrat tak cuma nasi. Olahlah makanan alternatif itu ke dalam berbagai variasi.
Jadi, jangan karena anak tak mau makan nasi lalu ia tak diberi sumber karbohidrat apa-apa.
Sebaliknya, jangan pula lantas dipaksa sampai harus menjejalkan nasi ke mulutnya. Hal ini malah akan menimbulkan trauma pada anak.
Berapa ukuran kebutuhan karbohidrat seorang anak sangat ditentukan oleh BB dan usianya.
Komposisinya pada makanan anak Indonesia rata-rata terdiri atas: 15-25 persen protein, 20-25 persen lemak dan 50-60 persen karbohidrat.
Contoh, seorang anak usia setahun dengan BB 10 kg harus makan kira-kira 1000 kalori per hari. Nah, dari 1000 kalori itu, 50 persennya harus didapat dari karbohidrat.
Di Indonesia sangat jarang terjadi kasus anak kekurangan karbohidrat. Sebabnya, sebagian besar makanan Indonesia justru banyak mengandung karbohidrat.
Yang banyak terjadi adalah kasus kekurangan protein.
Kalaupun terjadi kekurangan karbohidrat, biasanya tak hanya satu zat ini saja, tapi berkaitan dengan kekurangan protein dan lemak yang disebut kekurangan kalori-protein.
Artinya, asupan makanan secara keseluruhan tak memadai. Bila hal ini terjadi, maka anak yang bersangkutan dikatakan menderita malnutrisi atau kekurangan zat gizi.
Badannya akan tampak kurus, lemas atau tidak lincah, pertumbuhannya terhambat, kulitnya kering, dan berbagai penyakit lain mudah muncul. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Ide Menu Bekal Anak Sekolah yang Praktis Tanpa Nasi Namun Tetap Sehat dan Mengenyangkan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR