Bahkan, memiliki sifat penghindaran kekebalan yang kuat, sehingga memungkinkan varian XBB dengan mudah melampaui kekebalan alami seseorang.
Akan tetapi, penelitian terkait varian XBB ini masih perlu dilakukan lagi secara mendalam.
Sebagai informasi, varian XBB sendiri pertama terdeteksi di AS pada awal Agustus 2022.
Sejak saat itu, varian ini secara bertahap mengambil alih varian Omicron lainnya di seluruh dunia.
Berdasarkan data medis yang terbaru, varian XBB memiliki lebih banyak perubahan DNA daripada subvarian Omicron sebelumnya.
Varian ini telah bermetamorfosis sedemikian rupa, sehingga memberikan keuntungan tambahan melampaui antibodi yang ditingkatkan melalui vaksinasi atau infeksi alami.
Dengan meningkatnya kegiatan serta acara yang diikuti banyak orang, maka besar juga kemungkinan terjadi gelombang Covid-19 berikutnya dalam waktu 3-4 minggu kedepan.
Ditambah, dengan tidak diberlakukannya pembatasan perjalanan ke luar kota ataupun ke luar negeri.
Maka dari itu, diperlukan lagi kebijakan yang tegas dari pemerintah untuk menekan angka Covid-19 di Indonesia, khususnya dari varian XBB ini.
Mulai dari vaksin booster, protokol kesehatan, pemberlakuan PPKM, dan masih banyak lagi.
Lalu, apa saja gejala varian XBB yang perlu diketahui dari sekarang?
Baca Juga: Baru Lagi! Covid-19 Subvarian Omicron XBB dari Singapura Sudah masuk ke Indonesia, Ini Gejalanya
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR