Gejala
Yang paling khas dan harus diwaspadai adalah 3P: polyphogie (banyak makan), polyurie (banyak kencing), dan polydipsie (banyak minum). Penanganan:
Bagi pengidap diabetes sebelum hamil dan selama ini rutin mengonsumsi obat, begitu tahu hamil harus berhenti minum obat oral dan diganti dengan suntikan. Soalnya, sebagian besar obat-obatan oral tersebut bersifat teratogenik yang bisa menimbulkan kelainan pada pertumbuhan janin.
Sementara yang diabetesnya dipicu oleh kehamilan, harus menjalani diet khusus selama beberapa waktu tertentu, diikuti pemeriksaan kadar gula darah kembali.
Jika dengan diet tersebut kadar gula darahnya jadi normal atau mengalami penurunan bahkan terkontrol, tak perlu diberi insulin sampai kehamilan mencapai usia yang siap dilahirkan. Lain hal jika kadar gula tak turun, ya, harus diberi insulin.
Bukan berarti yang diabetesnya sudah diidap sejak sebelum hamil tak perlu diet. Bagaimanapun, untuk menekan laju pertambahan BB ibu maupun janinnya, sepanjang kehamilannya perlu diet khusus.
Baik jenis makanan (hindari/batasi asupan makanan yang manis-manis seperti sirop, kue-kue, es krim, atau jenis makanan lain yang kadar glukosanya tinggi) maupun jumlah kalorinya. Karena itulah, selain memeriksakan diri secara teratur ke dokter kandungan, ibu juga disarankan berkonsultasi ke ahli gizi.
Gangguan jantung
Ada beberapa gangguan jantung yang berkaitan dengan kehamilan. Artinya, penyakit/gangguan jantung tersebut baru ketahuan atau timbul gejala medisnya saat hamil berupa gangguan gagal jantung, semisal sesak napas atau jantung berdebar-debar.
Salah satunya, penyakit jantung katup akibat adanya penyempitan atau terjadi kebocoran pada katup jantung.
Yang jelas, makin parah penyakit jantungnya, makin besar kemungkinan terjadi keguguran. Masa rawan berlangsung di usia kehamilan 16 minggu dan 32-34 minggu. Sebab, di minggu ke-16, peredaran darah meningkat hingga bisa menambah beban jantung.
Baca Juga: Masih Dipercayai di Indonesia, Ini 7 Pantangan Ibu Hamil Trimester 2 yang Harus Diketahui
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR