Nakita.id - Apakah seorang wanita bisa hamil dengan satu ovarium saja?
Pertanyaan terkait wanita bisa hamil dengan satu ovarium mungkin pernah Moms cari-cari penjelasannya di internet.
Tapi jangan khawatir, karena Nakita akan menjawab pertanyaan Moms tentang wanita bisa hamil dengan satu ovarium di sini.
Tentunya dibantu oleh seorang dokter spesialis kandungan yang saat ini berpraktik di RSU Bunda Jakarta, yaitu dr. M. Ardianto Airlangga, Sp.OG.
Simak penjelasan berikut ini ya, Moms.
Penting untuk diketahui, ovarium merupakan organ wanita yang memproduksi sel telur dan hormon. Umumnya, ada dua ovarium, Moms.
Akan tetapi, ada beberapa masalah dimana satu ovarium muncul kista, sehingga harus diangkat secepat mungkin.
Mungkin banyak Moms yang ragu bahkan takut awalnya apakah bisa hamil dengan satu ovarium saja.
Jawabannya adalah masih bisa, Moms! Bahkan, hal ini sudah diyakinkan oleh dr. Angga itu sendiri.
"Ternyata bisa. Bahkan dengan ovarium yang tersisa, yang masih punya fungsi normal, ternyata bisa hamil seperti orang-orang pada umumnya," ungkap dr. Angga saat diwawancarai Nakita pada Jumat (2/12/2022).
Maka dari itu, dr. Angga kembali meyakinkan para Moms di luar sana untuk tidak perlu khawatir dan takut.
Baca Juga: Apa Benar Penyakit Kista Diatasi Menggunakan Ramuan Obat Tradisional? Yuk, Ketahui Jawabannya
Apalagi, peluang keberhasilannya juga tidak berkurang ketika Moms hamil dengan satu ovarium saja.
"Kalaupun cuma satu, kalau memang masih bisa berfungsi baik, itu tidak akan mengurangi kehamilannya," ucap dr. Angga.
Atau dalam arti lain, ovarium tersebut masih bisa memproduksi sel telurnya sendiri layaknya wanita dengan dua ovarium.
Meski begitu, dr. Angga menegaskan bahwa perlu diperhatikan kembali alasan kenapa satu ovarium seorang wanita bisa diangkat.
"Misalnya, dia (ovarium) ada kista. Itu kan salah satu faktor yang mempersulit kehamilan," terangnya.
"Tapi di luar itu, sebenarnya tidak mempengaruhi," lanjutnya menerangkan.
Bahkan, dr. Angga menceritakan bahwa selama masa praktiknya, ada beberapa kasus kehamilan dengan satu ovarium itu berhasil.
"Jadi, kuncinya harus optimis dan tidak takut. Apalagi, kalau hamil dengan satu ovarium," katanya dengan tegas.
Menurut dr. Angga, faktor utama kehamilan dengan satu ovarium itu tidak berhasil adalah kecemasan.
"Itu (kecemasan) yang sebenarnya lebih berisiko pada kehamilan itu sendiri," katanya.
"Kalau untuk satu ovarium sendiri kan sudah dijelaskan bahwa tidak ada masalah. Tapi, untuk ibu-ibu yang mungkin belum dapat informasi atau belum yakin, jadi kecemasannya akan itu (satu ovarium) justru lebih mengganggu proses kehamilannya," terang dr. Angga.
dr. Angga menyampaikan, meski kecemasan merupakan masalah psikis, hal ini bisa menimbulkan beberapa gejala fisik.
Mulai dari gangguan lambung seperti mual muntah berlebih, hingga kekurangan gizi karena tidak bisa makan.
Maka dari itu, dr. Angga menyarankan para Moms di luar sana untuk berpikir secara sadar terlebih dahulu.
"Diproses secara berulang-ulang. Lama-lama orang itu bisa meregulasi pikirannya. Lama-lama, secara otomatis, dia bisa tidak cemas," kata dr. Angga.
"Terus, olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, dan lain-lain. Bekerja seperti biasa, tapi bukan dengan fisik. Lakukan aktivitas yang disukai dan usahakan untuk menghindari waktu kosong, dimana kecemasan itu bisa muncul," sarannya.
Selain itu, dr. Angga juga kembali mengingatkan para Moms untuk rajin-rajin kontrol kehamilan dengan dokter kandungannya. Terlebih, jika Moms hamil dengan satu ovarium.
Tak hanya itu, dr. Angga juga menyampaikan pesan untuk para Dads di luar sana.
"Buat bapak-bapak, enggak bisa segampang mengatakan, 'Kamu jangan cemas'. Ternyata enggak bisa kayak begitu, itu enggak berpengaruh," katanya.
"Jadi pesannya adalah suportif saja. Apapun itu yang dikeluhkan istrinya ya didengarkan lalu dpahami saja, tapi enggak usah direspon," pesannya.
Semoga penjelasan di atas terkait kehamilan dengan satu ovarium benar-benar bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Tanda-tanda Penyakit Kista Ovarium, Jangan Disepelekan Moms!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR