Nakita.id – Revolusi digital memberi dampak pada berbagai sektor. Teknologi menjadi tulang punggung hampir setiap bidang industri.
Teknologi siber yang berpadu dengan kecerdasan dan kreativitas manusia dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Oleh sebab itu, angkatan kerja yang meniti kariernya di era digital seperti saat ini, perlu memiliki skill baru.
Skill baru yang dimaksud adalah critical thinking, creativity, collaboration, communication, dan computational thinking atau disingkat 5C. Adapun 5C sering kali disebut sebagai kemampuan yang harus dimiliki di abad ke-21.
Untuk bersaing di era digital, setiap orang yang terjun ke dunia kerja perlu menguasai 5C, terutama computational thinking.
Computational thinking adalah cara berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mengurainya menjadi beberapa bagian atau tahapan yang efektif dan efisien.
Computational thinking juga dapat diartikan sebagai sebuah metode untuk menyelesaikan suatu masalah yang dirancang untuk bisa diselesaikan oleh manusia, sistem, atau keduanya.
Dengan mempelajari keterampilan ini seseorang dapat berpikir out of the box dan mengonseptualisasikan ide-ide. Manfaat dari computational thinking bukan hanya diperlukan untuk meniti karier di bidang computer science, melainkan dalam kehidupan sehari-hari pun juga sangat penting.
Terdapat empat aspek yang ada dalam computational thinking, yaitu decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithm.
Decomposition adalah kemampuan untuk mengurai masalah komplek sehingga mudah untuk diselesaikan. Pattern recognition adalah mencari persamaan pola pada permasalahan yang sedang dihadapi.
Baca Juga: Penting untuk Diketahui Para Ayah, Begini Tips Mendidik Anak di Era Digital
Kemudian, abstraction adalah kemampuan untuk fokus pada informasi yang penting dan mengabaikan informasi yang tidak relevan.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Yohanes Enggar |
KOMENTAR