Nakita.id - Yuk, Moms ketahui soal alat bantu antropometri yang saat ini sedang digalakkan di posyandu.
Seberapa sering Moms dan Dads mengajak si Kecil ke posyandu?
Tentunya, kegiatan posyandu setiap bulan perlu untuk selalu dikunjungi.
Ada berbagai macam kegiatan yang ada di posyandu, mulai dari pemeriksaan fisik, pemberian obat dan vitamin, dan pemberian makanan tambahan.
Moms dan Dads yang memiliki rencana untuk memasang KB juga bisa berkonsultasi dengan bidan atau dokter yang mendampingi di posyandu tersebut.
Khusus untuk anak, posyandu menyediakan layanan pemeriksaan fisik.
Saat ini, sudah ada alat terbaru untuk melakukan penimbangan berat badan anak yaitu dengan smart antropometri.
Alat ini berbeda dengan alat timbang berat badan anak yang ada di posyandu biasanya yaitu dengan pita ukur atau timbangan lantai.
Sementara itu, smart antropometri terdiri atas komponen untuk mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala balita.
Alat ini sendiri dilengkapi dengan termometer, output suara, printer, dan display video.
Smart antropometri ini merupakan alat yang dikembangkan oleh dosen dan mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta.
Melalui rilis resmi (25/11/2022) Umiatin, Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang juga dosen Prodi Fisika FMIPA UNJ menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia terus melakukan penataan perangkat pelaksanaan percepatan pencegahan stunting dan menyusun Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) 2018-2024.
Baca Juga: Kisaran Gaji Kader Posyandu, Berikut Jumlah Nominal yang Diterima
Sementara itu, Kementrian Kesehatan RI memang sudah berusaha untuk menargetkan penggunaan alat ukur ini di semua posyandu di tahun 2024.
Tahun 2022 lalu, antropometri kit akan disediakan di 102.853 posyandu (33.9%).
Para kader posyandu juga menapatkan pelatihan pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan melibatkan tenaga terlatih dari Puskesmas.
Alat ukur yang satu ini menjadi salah satu yang digunakan untuk mengatasi masalah stunting.
Melansir dari laman resmi Kemenkes RI, pemerintah masih berusaha untuk menurunkan angka penyakit yang satu ini.
Sampai saat ini angka stunting di Indonesia masih pada angka 305 per 100.000 KH (kelahiran hidup).
Sementara itu angka yang ditetapkan pada tahun 2024 adalah sebanyak 183 per 100.000 KH.
Perkiraan prevalensi Balita stunting yang saat ini 24.4%, masih jauh dari target 14% di tahun 2024.
Pendek karena stunting diakibatkan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
Baca Juga: Manfaat Posyandu Bagi Ibu Hamil, Yuk Moms Rutin Ikut Kegiatannya
Sebenarnya stunting ini bisa dicegah, lo, Moms. Selain dengan rutin datang ke kegiatan posyandu untuk melakukan pengecekan, bisa dilakukan dengan cara-cara ini:
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
4. Terus memantau tumbuh kembang anak
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Nutrisi penting untuk mencegah stunting. Maka dari itu, pemenuhan nutrisi anak perlu dilakukan sejak dini.
Bahkan pemenuhan nutrisi sebaiknya sudah dilakukan sejak masih mengandung.
Seterusnya, si Kecil bisa diberikan ASI pada enam bulan pertama kehidupannya dan makanan bergizi di usia seterusnya.
Jadi bagaimana, Moms? Apa saja yang sudah dilakukan Moms untuk mencegah stunting?
Pastikan untuk selalu datang ke posyandu untuk melakukan pengukuran dan memberikan nutrisi terbaik anak.
Source | : | Kompas,Grid Health,Kemenkes RI |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR