Nakita.id – Stunting jadi salah satu masalah kesehatan yang bisa terjadi pada setiap anak.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang bisa mengganggu pertumbuhan Si Kecil.
Stunting menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya atau lebih pendek.
Ketika Si Kecil mengalami stunting bukan hanya tinggi badan saja yang terkena dampaknya.
Tetapi, ini juga bisa memengaruhi intelektualnya atau cara mereka dalam berpikir.
Otak anak yang mengalami stunting tidak bisa berkembang sehingga terjadi gangguan kecerdasan.
Saat ini, pengentasan masalah stunting jadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo.
Bapak Presiden menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) sebagai badan yang bertanggung jawab dan mengetuai pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
Sampai tahun 2024 mendatang, penurunan angka ini ditargetkan untuk turun hingga 14 oersen dari angka yang sebesar 27,6 persen di tahun 2019 lalu.
Penurunan angka stunting jadi perhatian bagi pemerintah saat ini.
Mengingat ini memikirkan kualitas anak Indonesia di masa yang akan datang.
Pencegahan stunting memang paling optimal sejak di usia kehamilan.
Pencegahan ini juga efektif hingga anak berusia 2 tahun atau dikenal dengan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan janin berjalan dengan sangat pesat.
Jadi, perbaikan gizi dan kesehatan harus diberikan sejak dini.
Pasalnya, asupan gizi pada ibu hamil maupun anak yang rendah bisa menjadi faktor penyebab anak stunting.
Perlu Moms ketahui, makanan bergizi tidak harus didapatkan dari makanan yang bernilai mahal.
Apalagi, sampai harus mengonsumsi makanan dari berbahan import.
Moms masih bisa mencukupi gizi harian tanpa harus mengeluarkan biaya terlalu mahal.
Di sekeliling kita, sudah banyak jenis makanan murah meriah yang mudah didapatkan.
Dalam wawancara bersama Nakita, Selasa (17/1/2023) Sena Kartika Praba, S.Gz selaku ahli gizi di RSDC Kemayoran menyebutkan makanan untuk mengatasi stunting adalah makanan yang mengandung banyak zat gizi.
Baca Juga: Tips Supaya Tidak Melahirkan Bayi Stunting, Cukup Lakukan Ini
Makanan dengan protein, vitamin tinggi baik untuk pertumbuhan.
Sena membagi dua jenis makanan untuk mengatasi masalah stunting, yaitu makanan dari mikronutrien dan makronutrien.
"Makanan yang mencegah stunting semua zat gizi penting untuk pertumbuhan. Jadi, bisa dari makronutrien atau mikronutrien," ucapnya.
Jadi, makronutrien bisa berupa karbohidrat, protein, dan juga lemak.
Makanan jenis ini penting sebagai sumber energi dan juga pertumbuhan.
Sedangkan, makanan mikronutiren yaitu vitamin dan mineral.
Seperti vitamin A, vitamin D, kemudian vitamin B12, zink, dan kalsium.
Semua kandungan ini bisa dengan mudah didapatkan dari makanan sehari-hari.
Pencegahan stunting bisa dimulai dari porsi isi piring dengan kandungan gizi seimbang.
Untuk ibu hamil atau sebelum bayi lahir, dianjurkan untuk makan ikan minimal 4 kali seminggu dengan mininam 75 gr - 100 gr.
Serta, 1-2 butir telur sehari, susu, pangan hewani, dan juga lauk pauk.
Pangan yang digunakan untuk mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI.
ASI menjadi sumber makanan terbaik pada bayi yang baru lahir.
Pemenuhan ASI yang tercukupi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada bayi.
ASI bisa diberikan sejak bayi baru lahir sampai usia tambahan hingga 2 tahun.
Ketika memasuki usia 6 bulan, Si Kecil bisa mulai diberikan MPASI.
MPASI berupa makanan lumat, ketika usia 9-12 bulan diberi MPASI makanan lembek.
Sedangkan, ketika masuk usia 12-24 bulan mulai diberi makanan keluarga.
Sena menyarankan MPASI diberikan harus padat energi.
"MPASI harus padat energi," ujarnya.
MPASI untuk bayi yang penuh energi berupa pisang, alpukat, atau bisa juga kentang.
Dalam pemberiannya, Moms bisa menambahkan ASI di dalam MPASI, ini bisa membantu menaikkan berat badan pada anak.
"Bisa juga ditambahkan dengan ASI, susu lainnya sehingga membantu menaikkan berat badan anak," pungkas Sena.
Baca Juga: Anak Mengalami Stunting Masih Bisa Diperbaiki? Menurut Ahli Gizi Pertumbuhannya Bisa Dikejar!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR