Nakita.id – Stunting mengganggu tumbuh kembang yang membuat anak memiliki postur lebih pendek.
Anak stunting terlihat lebih kerdil dan jauh dari rata-rata anak lain seusianya.
Namun, tahukah Moms, jika stunting bisa mulai terjadi saat janin masih berada di dalam kandungan?
Pernyataan seperti ini ternyata memang benar adanya Moms.
Apabila selama masa kehamilan asupan makanan ibu kurang bergizi, ini bisa berisiko Moms melahirkan generasi stunting.
Makan-makanan yang konsumsi selama masa kehamilan tentu akan berdampak pada kondisi janin.
Saat asupan makanan ibu buruk, kebutuhan gizi Si Kecil tidak dapat tercukupi.
Kekurangan gizi inilah yang nantinya akan menghambat pertumbuhan bayi.
Dikhawatirkan, kondisi ini akan terus berlanjut setelah kelahiran bahkan hingga anak beranjak dewasa.
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan anak lahir dengan stunting.
Salah satunya asupan nutrisi di dalam kandungan dan setelah lahir berkurang.
Baca Juga: Cara Mencegah Stunting yang Bisa Dilakukan di Awal Sebelum Menikah, Masa Kehamilan Hingga Bayi Mahir
Anak yang mengalami masalah pertumbuhan sejak di dalam kandungan berisiko terkena stunting saat balita.
Saat ditemui secara langsung oleh tim Nakita, Sabtu (7/1/2023), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) selaku Kepala BKKBN mengatakan jika ada beberapa cara untuk mencegah stunting saat masih dalam masa kehamilan.
Hasto menuturkan jika asupan nutrisi perlu dipenuhi selama masa kehamilan.
Asupan nutrisi yang cukup di 1000 hari pertama kehidupannya, membuat tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.
Perlu diingat bahwa masa-masa emas anak terjadi sejak masih menjadi janin hingga usia sekitar 2 tahun.
Nutrisi ini berupa kalsium, asam folat, DHA Omega-3, serta lainnya.
"Saat hamil, kecukupan kalsium, asam folat, kecukupan DHA Omega-3," ucap Hasto.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sena Kartika Praba, S.Gz selaku ahli gizi di RSDC Kemayoran saat diwawancara bersama tim Nakita, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, ibu hamil harus mengonsumsi cukup makronutrien.
Makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan juga lemak.
Baca Juga: Stunting Bisa Menyerang Anak, Segera Atasi dengan Makanan Murah Meriah Ini
"Jadi, makronutriennya ini bisa berupa karbo, protein, dan juga lemak," ungkap Sena.
Semua ini penting sebagai sumber energi dan juga pertumbuhan.
Serta, mikronutrien yang berupa vitamin dan juga mineral.
"Mikronutrien seperti vitamin A, vitamin D, kemudian vitamin B12, zinc, dan kalsium," ujar wanita yang praktik di RSDC Kemayoran.
Tenang saja Moms, untuk memenuhi semua itu Moms tidak dituntut untuk makan-makanan yang mahal.
Makanan yang penuh gizi juga bisa didapatkan dari makanan yang murah meriah yang ada di sekeliling kita dan bisa didapat dari makanan sehari-hari.
Seperti contoh makanan dari karbohidrat, Moms mungkin mengira hanya nasi saja yang kaya akan kandungan tersebut.
Padahal, masih banyak makanan lain dengan kandungan tinggi karbohidrat.
Makanan dari kabohidrat bisa gunakan kentang, bihun, atau mie.
Sedangan, protein, terutama protein hewani bisa dari daging-dagingan, telur, ikan, dan kacang-kacangan.
Semua makanan ini sangat murah meriah dan siapapun bisa mengonsumsinya.
Bukan hanya memastikan kecukupan nutrisi saja untuk mencegah stunting sejak dalam masa kehamilan.
Ibu hamil perlu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan di posyandu, puskesmas, bidan, atau dokter spesialis kandungan.
Ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat gangguan selama masa kehamilan atau tidak.
Nantinya dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan seperti USG kandungan, menghitung detak jantung janin, tekanan darah, berat badan, dan pemeriksaan lainnya.
Pemeriksaan dengan ahli bertujuan untuk memastikan janin berkembang dengan sesuai.
Serta, mengetahui apakah nutrisi yang diberikan pada ibu sudah tercukupi atau belum.
Apabila dokter melihat adanya infeksi kehamilan mungkin ia akan memberikan penanganan lebih lanjut.
Selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan terdekat akan kondisi yang Moms alami selama kehamilan.
Bersifatlah terbuka bukan hanya sekadar asupan nutrisi tetapi apakah Moms memiliki riwayat anemia atau tidak guna mencegah kelahiran generasi stunting.
Baca Juga: Anak Stunting Cenderung Tidak Produktiv, BKKBN Khawatirkan Bisa Ancam Bonus Demografi
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR