Nakita.id – Stunting terjadi ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan kelompok anak-anak seusianya.
Stunting bisa memengaruhi tumbuh kembang anak berjalan tidak optimal.
Efek stunting tidak hanya terjadi pada pertumbuhan Si Kecil, kondisi ini juga erat kaitannya dengan kondisi psikologis.
Anak dengan stunting memiliki risiko lebih tinggi perkembangan kognitif, motorik, dan verbal yang lebih lambat.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Gracia Ivonikas, M.Psi, Psikolog Klinis di Rumah Bicara (12/1/2023) membenarkan jika stunting lebih rentan mengalami disfungsipsikososial.
Dari beberapa penelitian juga menunjukkan stunting bisa memengaruhi cara mereka bersosialisasi.
"Dari penelitian ditemukan anak-anak dengan stunting lebih rentan mengalami disfungsipsikososial," ucap psikolog yang memiliki sapaan Ivon.
Kurangnya pemenuhan nutrisi membuat anak terdeteksi memiliki kepercayaan diri yang lebih rendah.
Mereka yang stunting akan merasa kesulitan untuk berbaur dengan teman yang ada di sekelilingnya.
Kesulitan anak untuk bisa bersosialisasi seperti anak tidak stunting bisa menimbulkan rasa kurang percaya diri.
Anak dengan stunting menganggap dirinya lemah dan tidak berdaya sehingga tidak memiliki keinginan bisa bersosialisasi bersama teman sebayanya.
Baca Juga: Pemenuhan Gizi Selama Masa Kehamilan Bisa Mencegah Kelahiran Generasi Stunting
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR