Namun, peran Dads juga penting.
"Tanpa figur ayah yang kuat, anak laki-laki akan kesulitan belajar mengenai bagaimana mengekspresikan emosi mereka secara konstruktif, cara mengendalikan kekuatan fisik mereka, menghormati diri mereka sendiri dan orang lain," ujar Norton.
Norton juga membenarkan bahwa biasanya Moms memang terlalu protektif terhadap anak laki-lakinya.
Padahal, hal ini membuat si Kecil kehilangan rasa hormat kepada ayahnya sendiri.
"Ibu yang dominan mendidik anak lelaki, menyebabkan si kecil hilang rasa hormat pada sosok ayah. Sebab, anak selalu melihat ibu sebagai ‘bos’ ayah,” imbuhnya.
Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa di zaman yang serba maju dan sibuk seperti sekarang ini, teori kedekatan Dads dan anak laki-lakinya relatif sulit diterapkan.
Hal ini karena pada umumnya, para Dads lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di luar rumah, sehingga mengakibatkan anak lelaki jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan Moms.
Untuk anak perempuan, peran Moms bisa lebih dominan dan hal ini bukan jadi suatu hal yang akan mengganggu keseimbangan emosi, terutama saat mereka tumbuh dewasa.
"Anak laki-laki secara genetik diprogram untuk mencontoh ayah mereka," jelas Norton.
Uniknya, Norton mengatakan jika anak lelaki berkelahi dengan Dads saat sedang bermain, kondisi ini justru bisa memberikan dampak positif.
"Menghabiskan energi dengan bermain merupakan hal yang disarankan untuk anak-anak lelaki. Berkelahi dan kembali akur saat sedang bermain bisa mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi dan bertanggung jawab. Cara ini bisa membuat mereka belajar agar tidak terlalu kasar. Semua hal tersebut lebih tepat jika diajarkan ayah pada anak lelakinya," tuturnya.
Baca Juga: Berperan Sama dalam Cegah Kejahatan Konten Live di Media Sosial yang Berisiko Menyerang Si Kecil
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR