Nakita.id - Sederet kesulitan kader Posyandu yang belum banyak diketahui orang.
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan program yang memang benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.
Khususnya, untuk anak usia 0-5 tahun, remaja, dan lansia.
Karena golongan-golangan tersebutlah yang berhak menikmati program dari Posyandu secara cuma-cuma.
Melalui Posyandu, ketiga golongan tersebut bisa selalu terpantau kesehatannya.
Sehingga apabila ada masalah kesehatan bisa segera ketahuan dan diatasi.
Karena terkadang, banyak sekali orang yang malas untuk pergi ke rumah sakit.
Entah karena jaraknya, yang jauh, tak punya uang, bahkan ada pula yang malas karena tak mau antre.
Oleh sebab itu, Posyandu diadakan sebagai tempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Pelaksanaan Posyandu sendiri tentu saja dipegang oleh ibu-ibu PKK di lingkungan tersebut.
Ibu-ibu PKK ini, disebut sebagai kader dari Posyandu, Moms.
Baca Juga: Honor Kader Posyandu dan Pendanaan Program, Apakah Ditanggung Pemerintah? Ini Penjelasannya!
Menjalankan peran sebagai kader Posyandu, tentu saja bukan perkara yang mudah.
Bagaimana tidak? para kader Posyandu sendiri tidak memiliki honor.
Orang-orang yang memberikan pelayanan di Posyandu hanya bermodalkan ikhlas saja, Moms.
Tapi meski tak ada honornya, para kader Posyandu senang bisa bermanfaat untuk lingkungannya.
Menurut Eni Nuraeni Sekretaris TP PKK Kecamatan Johar Baru sekaligus Ketua Posyandu Dukuh I RW.004 Kelurahan Galur, Jakarta Pusat, untuk menjadi kader Posyandu tidak ada syarat tertentu.
Moms yang berminat, tinggal bicara saja ke ketua Posyandu.
Selain itu, ketua RW juga berhak merekomendasikan warganya, yang cocok untuk kader Posyandu.
"Tinggal ngomong ke ketua Posyandunya. Ketua RW juga punya andil untuk merekomendasikan kader Posyandu," tutur Eni dalam wawancara bersama Nakita, Rabu (1/3/2023).
Tidak ada syarat tertentu juga untuk menjadi kader Posyandu, Moms.
Terpenting Moms, memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Sehingga Moms, mau membantu berbagai kegiatan yang ada di wilayah.
Baca Juga: Peran Perempuan Dalam Pelayanan Posyandu di Tengah Masyarakat
"Tidak ada ketentuan syarat yang pasti sih, rasa sosialnya, dulu ya. Bahwa dia mau membantu kegiatan wilayahnya, di bidang Posyandu," sambung Eni.
Karena nantinya, para kader Posyandu meski tanpa pengalaman pun bisa dibina dari awal.
Ketika menjalankan pelayanan, para kader Posyandu juga tidak jarang mengalami kesulitan, Moms.
Eni mengatakan, ketika para kader sudah memiliki jiwa sosial yang tinggi pasti akan jarang mengalami kesulitan.
"Kalau kita sudah berjiwa sosial pastinya, tidak akan merasa kesulitan. Mau pelaksanaannya, di tanggal berapa juga pasti kita oke aja, mau PMT nya diminta bikin apapun kita juga oke," tuturnya.
Namun, yang menjadi kendala adalah ketika ada anak yang justru berisiko mengalami stunting.
Tetapi di sisi lain, ibunya, justru akan malu datang lagi ke Posyandu.
Karena biasanya, para ibu akan merasa gagal mengurus anaknya.
"Cuma kesulitannya, itu biasanya, kalau ada ibu yang anaknya, BGM (Bawah Garis Merah). Berat badannya, kurang atau berisiko stunting. Terkadang ibunya, justru merasa tidak percaya diri untuk datang lagi, ada rasa malu, rasa gagal mengasuh anak," ucap Eni.
Tetapi para kader Posyandu pun selalu berupaya untuk mengajak para orangtua yang dicurigai anaknya, berisiko stunting untuk datang ke Puskesmas.
Supaya nantinya, anak bisa dicek lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang lebih profesional.
Baca Juga: Tidak Sembarang, Ini Penentuan Jadwal Menu PMT Posyandu Sesuai Arahan Ahli Gizi
Sehingga Moms tak perlu malu, apalagi menunda-nunda kunjungan ke Posyandu.
"Supaya dicek lebih lanjut, dicari tahu apa masalahnya, apakah ada penyakit bawaan atau tidak, itu merupakan sedikit kesulitan untuk kit, bila ibunya, menunda-nunda untuk datang ke Posyandu," ujar Eni.
Ada banyak program Posyandu yang sebenarnya, baik dan bermanfaat.
Hanya saja, masih banyak orang yang justru abai dan malas datang ke Posyandu.
Di wilayah Johar Baru sendiri Eni mengungkapkan, Posyandu memang satu bulan sekali dilaksanakannya.
Namun, ada banyak kegiatan-kegiatan PKK lainnya, Moms.
Nah, melalui kegiatan tersebut, para kader Posyandu bisa melakukan berbagai penyuluhan.
"PKK RW ini ada gerakan yang memberikan penyuluhan terhadap warga bahwa ada program dari Posyandu, ini," tuturnya.
Namun, terkadang anak-anak sendiri lah yang mengajak orangtuanya, untuk datang ke Posyandu.
"Banyak anak-anak yang justru mengajak orangtuanya, untuk datang ke Posyandu. Karena anak melihat bahwa temannya, yang datang ke Posyandu mendapatkan PMT, balon, bahkan mereka bisa main ke Posyandu dulu," tutup Eni.
Itu dia Moms, sederet kesulitan para kader Posyandu. Semoga ke depannya, para masyarakat bisa lebih antusias dengan program Posyandu yang ada.
Baca Juga: Daftar Posyandu Terdekat di Surabaya, Lengkap dengan Alamat Hingga Jadwal Penyuluhan
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR