Tabloid-Nakita.com - Beberapa hari lalu Jakarta dikejutkan dengan puluhan unggas yang mati, semuanya positif flu burung. Baca di sini : Puluhan unggas mati mendadak di Jakarta, semunya positif flu burung.
Penyakit flu burung atau avian influenza semula berjangkit dan menular di antara unggas di seluruh dunia, baik unggas ternak maupun liar, dan sangat mematikan. Penyebabnya adalah virus strain H5N1.
Adapun penularannya, berasal dari unggas ke unggas terutama ayam. Kemudian pada 1997 ditemukan pertama kali penularan dari unggas kepada manusia. Hingga sekarang belum ada penularan flu burung antarmanusia. Namun, selama masih ada virus flu burung pada unggas, maka tetap ada ancaman bagi manusia. Ada dugaan, bila virus ini bermutasi, bukan tidak mungkin terjadi penularan flu burung antarmanusia.
Penularan flu burung ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan unggas terinfeksi (lewat air liur atau kotorannya) atau kontak tak langsung (berada dalam lingkungan yang terkontaminasi virus flu burung). Asal tahu saja, tingkat kematian (Case Fatality Rate) penyakit flu burung dapat mencapai lebih dari 80% . Boleh dikatakan, dari 100 orang yang terjangkit flu burung, 80 orang meninggal, sisanya 20 orang selamat.
Penyakit flu burung tercatat pertama kali diidentifikasi di Italia lebih dari 100 tahun lalu. Mulanya, penyakit ini adalah penyakit hewan yang menyerang bangsa unggas. Flu burung dapat menyerang berbagai jenis unggas, meliputi ayam, kalkun, merpati, unggas air, burung-burung piaraan, hingga ke burung-burung liar. Virus ini juga didapatkan pada babi, kuda, dan binatang laut menyusui seperti ikan paus dan anjing laut. Terakhir terungkap virus H5N1 ini telah diidentifikasi pada harimau, kucing dan macan tutul. Sebelumnya binatang ini tidak dianggap sebagai banatang yang dapat dicemari virus flu burung. Babi juga dapat tertular dan sebagai perantara penularan ke manusia. Belakangan terungkap virus bukan hanya menempel di kulit, tetapi dibiakkan dan bermutasi di peredaran darah binatang babi.
Penyebab dan cara penularan pada manusia
Dari hasil studi yang ada menunjukkan, unggas yang sakit oleh Influenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya, virus itu dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajat celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajat celcius. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada pemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajat celcius selama 30 menit. Bahan disinfektan fomalin dan iodine dapat membunuh virus ini.
Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang terinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva (air liur), cairan hidung, dan kotoran. Avian Virus influenza avian dapat ditularkan terhadap manusia dengan 2 jalan. Pertama kontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung virus kepada manusia, cara lain adalah lewat perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan.
Manifestasi klinis
Tampilan klinis manusia yang terinfeksi flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu biasa, diawali dengan demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, batuk dan sesak napas. Adanya kontak dalam 7 hari terakhir dengan unggas di peternakan terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati. Dalam perkembangannya kondisi tubuh sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, korban bisa meninggal karena berbagai komplikasi, komplikasi yang mengancam jiwa adalah mengakibatkan gagal napas dan gangguan fungsi tubuh lainnya.
Flu burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun, hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat. Masa inkubasi penyakit, dimana saat mulai terpapar virus hingga mulai timbul gejala sekitar 3 hari. Sebagian besar penderita mengalami produksi dahak yang meningkat, di antaranya dahak bercampur darah. Diare dialami oleh sebagian besar penderita. Semua penderita mengalami kelainan pada pemeriksaan hasil foto roentgen saat pertama kali masuk Rumah Sakit. Semua penderita menunjukkan limpopenia dan sebagian besar penderita mengalami trombositopeni.
Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Dikatakan diduga mengalami infeksi virus influenza A(H5N1) atau Probable Case, bila didapatkan antibodi spesifik spesimen serum. Diagnosis Pasti bila hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 kali dan hasil dengan IFA positif untuk antigen H5 juga merupakan petanda diagnosis pasti. Menurut kesepakatan internasional, serangan virus flu burung baru dipastikan setelah ada hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan WHO.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR