Nakita.id - Hari Down Syndrome sedunia diperingati pada tanggal 21 Maret setiap tahunnya.
Peringatan Hari Down Syndrome ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mengenai down syndrome.
Dan lagi, momen Hari Down Syndrome digunakan sebagai apresiasi pada keluarga dengan anak down syndrome.
Down sydnrome adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh kelainan kromosom, yaitu adanya tambahan materi genetik pada kromosom 21.
Hal ini mengakibatkan beberapa karakteristik fisik dan perkembangan yang khas, serta berbagai masalah kesehatan yang mungkin mempengaruhi individu sepanjang hidup mereka.
Meskipun down syndrome dapat terjadi pada bayi dari semua kelompok usia ibu, risikonya meningkat pada ibu yang hamil di usia tua.
Melansir dari laman Children's Hospital Philadephia, risiko hamil anak down syndrome meningkat dari 1 dibanding 1.250 bagi perempuan yang hamil di usia 25 tahun.
Menjadi 1 dibanding 100 pada perempuan yang hamil di usia 40 tahun.
Ya, faktor usia ibu adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk kelahiran anak dengan down syndrome.
Wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi daripada wanita yang hamil di usia yang lebih muda.
Hal ini terjadi karena sel telur wanita yang lebih tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kesalahan saat pembagian kromosom, yang dapat menyebabkan tambahan materi genetik pada kromosom 21.
Selain usia ibu, ada juga faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko down syndrome pada kehamilan di usia tua.
Termasuk riwayat keluarga, kebiasaan hidup, dan masalah kesehatan tertentu seperti diabetes atau obesitas.
Namun, usia ibu tetap menjadi faktor risiko utama yang mempengaruhi prevalensi down syndrome pada bayi yang lahir dari ibu di usia tua.
1. Deteksi Melalui Tes
Salah satu cara paling umum untuk mendeteksi kemungkinan adanya down syndrome selama kehamilan adalah melalui tes pralahir.
Ada beberapa jenis tes yang dapat dilakukan selama kehamilan untuk menilai risiko kelahiran bayi dengan down syndrome, termasuk tes darah, tes ultrasonografi, dan tes genetik seperti tes amniosentesis atau tes pencitraan genetik pralahir.
Tes darah pralahir dapat mengukur kadar hormon dan protein dalam darah ibu yang dapat memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya down syndrome pada bayi.
Selain itu, ultrasonografi dapat memberikan gambaran visual tentang perkembangan janin dan adanya tanda-tanda fisik khas yang terkait dengan down syndrome, seperti penebalan leher belakang (nuchal translucency) yang lebih besar dari biasanya.
2. Karakteristik Fisik yang Khas
Down syndrome sering kali dapat diidentifikasi melalui karakteristik fisik tertentu yang khas.
Beberapa ciri-ciri fisik yang sering terlihat pada individu dengan down syndrome termasuk wajah bulat dengan mata yang cekung, telinga kecil yang mungkin terlipat di bagian atas, leher pendek dengan penebalan kulit, dan jari-jari yang pendek dengan lipatan tangan karakteristik.
Baca Juga: Mengetahui Kelebihan Anak Down Syndrome sebagai Peringatan Hari Down Syndrome Sedunia
Selain itu, individu dengan down syndrome juga mungkin memiliki berat badan lahir yang rendah dan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan bayi lainnya.
3. Penyimpangan Perkembangan dan Pertumbuhan
Anak dengan down syndrome sering mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan intelektual mereka.
Ini bisa termasuk keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan seperti mengangkat kepala, duduk, berjalan, dan berbicara.
Selain itu, anak dengan down syndrome juga mungkin mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan bantuan khusus dalam mencapai pencapaian akademik.
Meskipun setiap anak dengan down syndrome adalah individu yang unik dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda, keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan sering kali merupakan tanda yang dapat mengindikasikan kehadiran kondisi ini.
4. Masalah Kesehatan yang Umum
Individu dengan down syndrome juga cenderung memiliki masalah kesehatan tertentu yang lebih umum terjadi dibandingkan dengan populasi umum.
Beberapa masalah kesehatan yang sering terkait dengan down syndrome termasuk masalah jantung bawaan, gangguan kesehatan tiroid, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan seperti katarak atau rabun jauh, serta risiko tinggi untuk infeksi saluran pernapasan dan masalah pencernaan.
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda masalah kesehatan ini dapat terdeteksi selama kehamilan melalui tes pralahir atau pemeriksaan medis yang menyeluruh.
Baca Juga: Tanda Hamil Bayi Down Syndrome Sebagai Peringatan Hari Down Syndrome Sedunia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR