“Tapi oleh papa saya dibilang, ‘Berarti kamu belum siap untuk adopsi, karena menjadi orangtua itu tidak mengharapkan balasan. Kamu hanya bisa memberi dan memberi’,” kenang Tasya.
Dari situlah, oleh ayah Tasya ia diminta untuk memikirkan kembali alasan mengadopsi anak.
Jika alasannya belum sesuai, ayahnya berpendapat untuk sebaiknya mengurungkan niat mengadopsi anak.
"Butuh proses selama dua tahun sampai akhirnya mengetahui alasan sebenarnya dan kemudian benar-benar mantap untuk mengadopsi anak," ujar Tasya.
“Setelah melalui proses berpikir, saya mantap bahwa saya mengadopsi karena saya merasa memiliki begitu banyak cinta yang bisa saya berikan kepada anak-anak yang kurang beruntung karena tidak bisa bersama dengan orangtua kandungnya. Dengan dasar cinta yang saya miliki itulah akhirnya saya memilih mengadopsi anak,” katanya sambil menekankan.
Saat ditanya apakah memilih kekhawatiran khusus atau tidak, Tasya mengaku bahwa kekhawatirannya lebih kepada takut tidak bisa menjadi orang tua yang seharusnya dibutuhkan.
“Jadi, bukan kekhawatiran akan anak (adopsinya), melainkan apakah kita bisa menjadi orang tua yang ideal buat anak,” ujarnya.
“Namun, untuk menghilangkan kekhawatiran berlebihan, kita selalu berusaha berpikir logis bahwa orang tua yang sempurna mungkin tidak ada.
Yang ada hanyalah orang tua yang terus berusaha memperbaiki dirinya supaya bisa memberikan yang terbaik,” tambahnya.
Tasya juga menambahkan bahwa kekhawatiran khusus lainnya adalah kesehatan anak adopsinya itu sendiri, yang saat itu baru saja sembuh dari bronkopneumonia dan menjalani masa pemulihan.
“Kondisi sakitnya cukup parah dan sempat kritis hingga dirawat hampir tiga bulan di rumah sakit. Akan tetapi Allah berkehendak lain dan menjodohkannya bertemu dengan kami,” tutupnya.
Baca Juga: Mengenal Proses Adopsi Anak: Pengertian, Prinsip, Dasar Hukum dan Persyaratan yang Wajib Disiapkan
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR