Nakita.id - Stunting adalah kondisi yang mengindikasikan gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, terutama pada seribu hari pertama kehidupan.
Mengutip dari Yankes Kemkes, menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), stunting tidak hanya menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan teman sebayanya, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak.
Kondisi tersebut berdampak pada kemampuan kognitif dan performa akademik anak.
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung lebih rentan terhadap penyakit, memiliki kekebalan tubuh yang lemah, dan berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan kronis seperti diabetes dan hipertensi di masa dewasa.
Selain itu, stunting juga berdampak pada aspek ekonomi dan sosial.
Anak-anak yang tumbuh dengan kondisi stunting cenderung memiliki produktivitas kerja yang lebih rendah saat dewasa, yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan.
Penyebab utama stunting adalah ketidakcukupan asupan gizi selama kehamilan dan masa anak-anak, serta buruknya sanitasi dan kebersihan lingkungan.
KemenPPPA menekankan pentingnya pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi setelahnya.
Selain itu, akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai juga sangat penting dalam pencegahan stunting.
Pemerintah Indonesia telah berupaya menurunkan angka stunting yang masih tinggi dibandingkan standar WHO.
Pada tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia tercatat sebesar 27,6%, yang masih lebih tinggi dari target WHO sebesar 20%.
Baca Juga: Negara China Berhasil Menurunkan Angka Stunting, Inilah Rahasianya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR