Nakita.id - Menurut data perkiraan terbaru dari UNICEF, hampir 400 juta anak di bawah usia 5 tahun, atau 6 dari 10 anak dalam kelompok usia tersebut di dunia mengalami kekerasan psikologis atau hukuman fisik secara rutin di rumah.
Dari jumlah tersebut, sekitar 330 juta anak dihukum dengan cara fisik.
Di dunia, secara global, ada norma sosial yang mendasari metode pengasuhan yang keras, dengan sedikit lebih dari 1 dari 4 ibu dan pengasuh utama menyatakan bahwa hukuman fisik diperlukan untuk membesarkan dan mendidik anak dengan baik, menurut temuan tersebut.
Semakin banyak negara yang melarang hukuman fisik terhadap anak di rumah.
Lebih dari separuh dari 66 negara yang telah melarang praktik tersebut memberlakukan undang-undang dalam 15 tahun terakhir, namun masih ada sekitar setengah miliar anak di bawah usia 5 tahun yang tidak memiliki perlindungan hukum yang memadai.
Temuan ini menyoroti pentingnya permainan dalam perkembangan anak serta kesehatan mental anak, orang tua, dan pengasuh.
"Ketika anak-anak mengalami kekerasan fisik atau verbal di rumah, atau ketika mereka tidak mendapatkan perhatian sosial dan emosional dari orang terdekat mereka, hal ini dapat merusak rasa harga diri dan perkembangan mereka," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
"Pengasuhan yang penuh kasih dan permainan dapat membawa kebahagiaan serta membantu anak-anak merasa aman, belajar, membangun keterampilan, dan beradaptasi dengan dunia di sekitar mereka."
Data yang dirilis pada Hari Bermain Internasional pertama ini juga menunjukkan ketimpangan dalam praktik pengasuhan dan akses ke peluang bermain.
Misalnya, perkiraan baru menunjukkan bahwa sekitar 4 dari 10 anak berusia 2-4 tahun tidak mendapatkan interaksi responsif atau stimulasi yang cukup di rumah, yang berarti mereka mungkin mengalami pengabaian emosional dan rasa ketidakamanan serta masalah perilaku yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Sementara itu, 1 dari 10 anak tidak mendapatkan kegiatan bersama pengasuh mereka yang penting untuk perkembangan kognitif, sosial, dan emosional, seperti membaca, bercerita, bernyanyi, dan menggambar.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | UNICEF |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR