Nakita.id - Hukuman sering digunakan sebagai cara untuk mendisiplinkan anak, tetapi apakah metode ini benar-benar efektif? Para psikolog anak menyarankan agar orang tua menghindari hukuman, terutama hukuman fisik, karena dapat menimbulkan dampak negatif pada perkembangan emosional dan sosial anak.
Sebagai gantinya, orang tua disarankan untuk membimbing anak dengan berpikir logis, yaitu dengan menjelaskan konsekuensi dari tindakan mereka, khususnya terhadap orang lain.
Tiga Dampak Negatif Hukuman pada Anak
Hukuman, terutama yang bersifat keras dan tanpa edukasi, dapat membuat anak merasa rendah diri dan berperilaku negatif. Dalam teori psikologi, ada tiga reaksi utama terhadap hukuman yang dikenal sebagai Three R’s of Punishment, yaitu:
1. Rebellion (Balas Dendam)
Anak yang merasa diperlakukan tidak adil melalui hukuman sering kali memberontak. Mereka mungkin akan sengaja melanggar aturan sebagai bentuk protes terhadap orang tua atau figur otoritas lainnya.
2. Revenge (Pemberontakan)
Anak yang sering dihukum dapat menyimpan rasa sakit hati dan ingin membalas dendam. Hal ini dapat menumbuhkan rasa tidak percaya kepada orang tua dan orang-orang di sekitarnya.
3. Retreat (Menarik Diri)
Hukuman dapat menyebabkan anak merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Reaksi ini bisa muncul dalam dua bentuk:
- Self-esteem rendah, di mana anak merasa dirinya buruk dan tidak berharga. Mereka cenderung mencari validasi dari orang lain demi mendapatkan kasih sayang.
Baca Juga: Mendidik Anak dengan Disiplin Tanpa Kekerasan dan Tanpa Mengekang
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR