Nakita.id - Musim pancaroba menyebabkan kondisi cuaca sulit diprediksi. Hal ini patut diwaspadai oleh orang tua, mengingat wabah penyakit rentan terjadi, terutama pada Si Kecil yang daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Salah satu jenis penyakit yang lebih sering dialami oleh anak di musim pancaroba adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Udara lembap di musim pancaroba menjadi tempat yang ideal bagi kuman penyebab ISPA (seperti virus, bakteri, dan sebagainya) untuk berkembang biak dengan cepat dan meningkatkan risiko penularan pada anak. Pada musim ini, anak cenderung lebih banyak beraktivitas di ruangan tertutup, sehingga penularan virus maupun bakteri menjadi semakin cepat. Hal ini turut berpengaruh terhadap penurunan pajanan vitamin D yang diperoleh dari sinar matahari. Padahal, vitamin D mampu menunjang imunitas tubuh.
Di beberapa lokasi, hujan pada musim pancaroba juga masih disertai dengan banjir. Kondisi ini meningkatkan risiko berkembangnya penyakit, mengingat banjir merupakan faktor penunjang pertumbuhan untuk bakteri, virus, dan jamur. Genangan air menjadi tempat yang nyaman bagi kuman untuk berkembang biak. Sedangkan, saat banjir, risiko kontak dengan air yang tercemar sangat tinggi.
Selain ISPA, musim pancaroba dan kondisi banjir juga dapat menyebabkan peningkatan penularan kasus infeksi lainnya pada anak, di antaranya:
- Demam berdarah dengue (DBD)
- Demam tifoid
- Infeksi saluran cerna
- Leptospirosis
Nitish Basant Adnani, B.Med.Sc, M.Sc, Sp. A, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan, melindungi Si Kecil dari paparan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan masker di sekolah, tempat umum, dan tempat ramai lainnya (untuk anak berusia lebih dari 2 tahun). Selain itu, penting untuk membiasakan Si Kecil mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer, serta membatasi kontak dengan orang yang sedang sakit.
Walaupun beberapa sumber mengatakan bahwa mandi air hujan memberikan sejumlah manfaat pada anak, seperti melatih kemampuan motorik dan sensorik, merangsang kreativitas dan imajinasi, memberikan pengalaman bermain di alam, mengurangi rasa cemas, serta mengurangi screen time, tetapi lebih baik hindarkan Si Kecil untuk mandi hujan. Paparan terhadap air yang tercemar berisiko membawa kuman, baik bakteri maupun virus tertentu. Oleh karenanya, waktu paparan terhadap air hujan juga perlu dibatasi. Jika Si Kecil terpapar air hujan, segera lepaskan pakaian yang basah dan ajak untuk mandi dengan air hangat dan sabun.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Obat Alami untuk Ibu Menyusui yang Batuk Pilek
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR