Tabloid-Nakita.com- Pre Menstrual Syndrome (PMS) atau Sindroma Pra Haid adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi.
Keluhan yang dialami bisa bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat dan berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik.
Diperkirakan kurang lebih 85 persen wanita usia produktif antara usia 25-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari PMS.
Apa Sih yang Menyebabkan Wanita Bisa ‘PMS’?
Apa yang menyebabkan seorang wanita mengalami PMS belum dapat diketahui secara pasti.
Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks dimana salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi.
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi yang mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi.
Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormon estrogen, progesterone dan serotonin dengan PMS masih perlu diteliti lebih lanjut.
Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama faktor nutrisi) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan PMS.
Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon estrogen, progesterone), sistem saraf (mengatur kerja neurotransmitter) dan sebagai anti peradangan.
Selain gangguan metabolisme, pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin dan mineral, sedikit serat dapat menimbulkan PMS. Konsumsi kafein (terdapat dalam kopi, teh) serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Baca : Berbeda dengan pria, gejala serangan jantung wanita bukan nyeri di dada, tapi...
Gejala-gejala PMS
Terdapat banyak gejala yang dihubungkan dengan PMS namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas (mudah tersinggung) dan disforia (perasaan sedih).
Gejala mulai dirasakan 7-10 hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi.
Gejala fisik antara lain :
Baca : 7 Posisi seks ini dibenci pria
Gejala mental antara lain :
Ada 3 (tiga) elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang wanita mengalami PMS yaitu jika ditemukan :
PMS harus dibedakan dengan perubahan yang biasa dirasakan sebelum menstruasi (simple pre menstrual symptoms) yang tidak menimbulkan gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya rasa tegang pada payudara. Keadaan ini adalah ciri khas dari siklus ovulasi normal yang terjadi setiap bulan.
Baca : Minum air putih dengan cara ini bisa turunkan berat badan hingga 4 kilo. Begini caranya.
Solusi
Sebaiknya seorang wanita yang diduga menderita PMS mencatat keluhan yang dirasakannya dalam sebuah diari yang disebut PMS diary atau catatan Sindroma Pra Haid.
Dengan adanya catatan tersebut dapat menegakkan diagnosa serta pengobatan.
Tujuan dari pengobatan PMS adalah untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala yang ada, mengurangi akibat yang timbul dari PMS dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan interpersonal, serta mengusahakan agar efek samping minimal dari terapi yang diberikan.
Anda dapat mencoba beberapa tips di bawah ini untuk mengurangi gejala PMS, antara lain :
Pola nutrisi yang sehat (rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan mineral). Perbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat.
Baca : Mama cukurlah rambut kemaluan secara rutin. Ini alasannya
Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan (food supplement) yang berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, Vitamin E untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta Vitamin B6 untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings.
Baca : Mama berpayudara kecil meski bersyukur. Ini alasannya
Jika Anda mengalami keluhan seputar PMS yang mengganggu aktivitas sehari-hari, kami menyarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan melakukan wawancara secara menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap.
Sumber: Tribunnews
(Penulis: dr. Nadia Octavia, anggota redaksi medis Klikdokter)
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
KOMENTAR