Nakita.id - Tidur merupakan bagian dari aktivitas alami untuk pemulihan stamina.
Saat tidur hormon-hormon pertumbuhan akan lebih aktif diproduksi.
Hormon pertumbuhan ini akan merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan.
Hal ini diperlukan bagi anak usia batita yang memang sedang dalam masa tumbuh kembang.
Selain itu, metabolisme tubuh di saat tidur juga akan meningkat dan semua sel-sel tubuh akan mengalami pemulihan sehingga ketika terbangun kondisi anak akan lebih bugar.
Kondisi ini memungkinkan anak untuk melakukan aktivitasnya dalam mengeksplorasi lingkungan.
Tentunya hal ini memberikan pengaruh sangat positif bagi tumbuh kembang anak, kecerdasan, serta emosi jiwanya.
Ketika masih bayi, kebutuhan tidur si kecil sangat besar, yakni sekitar 16-20 jam dalam sehari.
Memasuki usia 1-3 tahun kebutuhan tidurnya akan berkurang menjadi 10-14 jam.
Pola tidur bayi masih ditemukan di usia batita, meski ada juga yang hanya tidur 10-12 jam tetapi itu dianggap mencukupi.
Pola Tidur 1-2 Tahun
Berkurangnya waktu tidur di usia batita awal dikarenakan anak mulai banyak beraktivitas.
Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan motorik kasarnya, yaitu kaki yang mulai belajar berjalan.
Selain itu, anak pun tengah memasuki masa mengeksplorasi lingkungan.
Pola tidur anak usia 1 tahun masih sama seperti usia bayi, terutama ditemui pada waktu tidur di pagi hari menjelang siang.
Biasanya dilakukan anak pada jam-jam sekitar pukul 10.00 atau 11.00.
Tapi ini pun bergantung pada bagaimana waktu tidur si anak di malam harinya.
Selama tidur malam, adakalanya anak batita awal terbangun setiap 2-3 jam seperti yang terjadi pada bayi.
Kalau tidurnya dimulai pukul 20.00-an tanpa terputus atau beberapa kali terbangun, biasanya si batita bangun pagi sekitar pukul 05.00--06.00.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan aktivitas mandi, sarapan, dan setelah itu bermain-main di pagi hari.
Aktivitas bermain eksploratif akan membuatnya lelah dan mengantuk sebagai panggilan untuk kembali tidur sekitar pukul 10.00--11.00 selama 1-2 jam.
Tidur siang biasa dilakukan anak menjelang sore sekitar pukul 15.00-16.00 dan lamanya sekitar satu jam.
Malamnya, ia akan mengantuk dan tidur sekitar pukul 20.00--21.00.
Seperti bayi, anak batita awal bisa beberapa kali terbangun di waktu tidur malamnya.
Hal itu terjadi umumya karena si batita mengompol, haus, lapar, atau sekadar ingin memuaskan kebutuhan oralnya (mengempeng).
Setelah dipenuhi kebutuhannya, si kecil biasanya akan meneruskan tidurnya.
Namun, terkadang kantuknya hilang dan ia ingin bermain bersama orangtuanya.
Sebaiknya, meskipun kedua orangtua sedang fit dan tidak masalah jika meladeni si kecil, acara tidur diteruskan lagi.
Caranya, ajaklah si batita berbaring lalu tepuk-tepuk pahanya, atau usap-usap kepalanya.
Jika ia ingin turun dari tempat tidur, gendong saja dan ninabobokan dengan ayunan dan senandung lagu.
Kalau ia tidak mau digendong dan ingin memainkan benda-benda di kamar, cukup awasi kegiatannya secara pasif dan bicara seperlunya.
Yang penting, suasana kamar tetap hening agar si kecil cepat kembali mengantuk.
Kalau orangtua meladeninya secara aktif, anak akan terangsang untuk juga bermain aktif dan akibatnya tidur larut malam.
Pola tidur larut dikhawatirkan akan menggeser waktunya bangun pagi, tidur pagi, tidur siang, tidur malam dan seterusnya sehingga nantinya mengganggu pola tidur orang serumah. Repot, kan?
Pola Tidur 2-3 Tahun
Memasuki usia 2-3 tahun, pola tidur anak sudah lebih pasti, mengarah ke pola tidur anak.
Kecuali bila orangtua lalai menerapkan kebiasaan tidur teratur di usia batita awal, pola tidurnya tetap tidak menentu.
Di usia ini kebutuhan tidur anak juga sudah berkurang, menjadi sekitar 10-12 jam.
Hal ini juga dipengaruhi aktivitas motorik dan eksplorasinya yang berkembang pesat.
Anak sudah bisa berlari-larian, melompat-lompat, terampil memanjat, bersepeda roda tiga, dan sebagainya.
Bahkan ada yang sudah ikut dalam kelompok bermain.
Kalaupun pola tidur pagi menjelang siang masih ada, hal itu dianggap wajar.
Yang perlu dijaga adalah durasinya, agar jangan terlalu lama dan menggeser waktu tidurnya di malam hari.
Anak batita akhir yang tidur tanpa intervensi biasanya bangun pagi sekitar pukul 06.00-- 07.00.
Setelah itu anak melakukan aktivitas mandi, sarapan, bermain di rumah, atau pergi ke lokasi kelompok bermainnya.
Barulah usai makan siang, sekitar pukul pukul 13.00--14.00 anak mengantuk dan tidur selama 1-2 jam.
Malam hari, ia kembali mengantuk sekitar pukul 20.00--21.00 dan tidur selama 8--10 jam hingga bangun pagi.
Sebagian anak mungkin masih terbangun 1--2 kali di malam hari karena haus atau lapar. Berikan air putih saja atau susu kalau dia minta.
Ajak anak tidur kembali, atau kalau ia terangsang untuk bermain, batasi areanya hanya dalam kamar. Cukup awasi dan tak usah terlalu meladeninya.
Tidur yang cukup ikut menentukan optimalisasi tumbuh kembang anak.
Tanpa kecukupan tidur, anak mudah rewel, tidak bisa berkonsentrasi, dan lekas letih.
Karenanya, pola tidur yang baik harus dibentuk sejak anak masih bayi.
Secara otomatis jam biologisnya akan membentuk pola tidur teratur hingga usia berikutnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR