"Saya seorang ayah. Saya punya anak," katanya ketika diwawancarai oleh Kompas TV mengenai aksinya pagi itu.
"Naluri saya adalah menyelamatkan, terlepas dia pelaku atau tidak," katanya.
"Anak itu berteriak 'Tolong! Tolong!' ketika saya mendekat."
Naluri kebapakannya mengalahkan logika lainnya.
"Anak itu berdarah dari ujung kepala ke ujung kaki," tambahnya.
Satu-satunya logika yang berjalan di kepala AKBP Roni selain logika harus menyelamatkan anak itu adalah bahwa di sebelah motor tergeletak itu ada mobil Avanza hitam yang terbakar akibat ledakan.
BACA JUGA: Libatkan Anak dalam Aksi Bom Bunuh Diri Surabaya, Ini Kata Psikolog
"Kalau saya tidak mengangkat anak itu, mobil yang terbakar akan meledak dan anak itu akan meninggal," ingatnya.
Dengan hanya satu niat yang mendorong tindakannya, AKBP Roni berlari membopong anak perempuan itu menjauhi lokasi kejadian dan menyerahkannya ke dokter yang ada di lokasi kejadian.
"Alhamdulillah, anak itu masih bisa diselamatkan di rumah sakit," katanya kemudian.
"Saya juga punya anak. Saya tidak memandang apakah dia terlibat. Saya seorang ayah," katanya menutup pembicaraan.
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR