Prihal kasus bunuh diri dengan cara meledakan diri dengan bom di Surabaya, "Sebelumnya kita harus tahu, menurut teori ada 2 yang namanya bunu diri itu. Yaitu, committed suicide dan cry for help."
BACA JUGA: Bagaimana Cara Menjelaskannya Bila Anak Bertanya Tentang Terorisme?
Nah, lanjut Tiwin, kasus bom di surabaya itu termasuk committed suicide.
Pelaku melakukan bunuh diri untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut sesuai dengan keyakinannya. "Walaupun kita lihat keyakinannya salah, begitu juga menurut agama, tapi menurut mereka itu tindakan benar."
Sekarang yang menjadi tanda tanya besar adalah, mengapa pelaku yang memiliki pemahaman tersebut mengikutsertakan anak-anak?
Mengenai hal tersebut Tiwin menjelaskan, "Kita harus melihat satu persatu. Untuk anak yang sudah besar, usia di atas 10 tahun, pra remaja atau remaja, mereka melakukan itu atas 'kesadaran' karena telah terdoktrin keyakinan orangtuanya."
Ingat, doktrin orangtua pada anak lebih kuat dan ampuh dari doktrin siapapun.
BACA JUGA: Ajak Bayinya Baru 5 Bulan Main Pasir di Pantai, Rachel Vennya Diingatkan Warganet
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR