Penyusupan melalui tenaga pendidik dinilai efektif untuk menyebarkan paham radikalis.
Apalagi, anak-anak merupakan perekam ulung utamanya terhadap guru yang dianggap sosok pembawa kebenaran.
Yang paling mengejutkan, infiltrasi terorisme kini juga dilakukan melalui institusi keluarga.
BACA JUGA: Lagi, Terduga Pelaku Ledakan di Rusunawa Sidoarjo Satu Keluarga
"Pola terbaru ini tentu tidak mudah, apalagi keluarga adalah lingkup ruang yang kerap dianggap privasi membuat modus ini sulit terdeteksi oleh masyarakat sekitar," ungkap Susanto.
Bahkan, terungkap fakta mengejutkan terkait ledakan bom yang terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo Jawa Timur.
Terungkap bahwa, anak-anak pelaku pemboman ternyata tidak bersekolah dan mengaku homeschooling jika ditanya oleh masyarakat sekitar.
Lebih lanjut, KPAI berhadap agar masyarakat lebih peka dan peduli jika terdapat tetangga sekitarnya yang menunjukkan pola pengasuhan yang tidak sewajarnya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga mengingatkan, agar masyarakat luas lebih bijak dalam mengedarkan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
"Kami mengimbau agar tak lagi mempublikasikan identitas pelaku maupun korban apalagi anak-anak," tutup Susanto.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR