Tabloid-nakita.com – Dari enam cara menidurkan si balita , yang kelima adalah tidak konsisten. Ketika anak-anak sudah balita, idealnya mereka sudah mulai belajar untuk tidur di kamarnya sendiri. Meski begitu tak jarang Mama-Papa yang merasa tak tega akan membiarkan si kecil kembali tidur di kamar mereka kapan pun ia mau. Jika sudah begini, Mama dan Papa setiap malam akan tidur di “kasur keluarga”. Bagaimana cara mengatasinya? Simak terus, ya;
5. Bersikap konsisten
Beberapa malam dalam seminggu, ketika si kecil merengek tanpa henti, Mama dengan senang hati akan berbaring di sampingnya sampai ia tertidur. Atau mungkin Mama menaruhnya di kamarnya tapi mengizinkannya untuk pindah di tengah malam dan tidur di kamar Mama.
Yang menjadi masalah di sini bukanlah metode tidur yang Mama terapkan, tapi ketidakkonsistenan Mama dalam menjalankannya. Banyak orangtua dengan ringan mengizinkan anak mereka untuk tidur bersama, tapi terlalu sering orangtua berakhir dengan tidur di “kasur keluarga” yang tidak pernah mereka rencanakan sebelumnya.
Orangtua mengajak anak-anak untuk tidur bersama, tapi tidak ingin mereka terus-terusan berada di situ. Sebagai contoh, ketika di awal-awal terbangun di malam hari, orangtua akan menaruh anak-anak kembali di kasurnya, namun pada pukul 3 pagi, orangtua yang terlalu mengantuk akan membiarkan anak-anak tidur di kasur mereka. Padahal skenario semacam ini hanya akan menciptakan penguatan secara berantara—intermittent reinforcement—, yang pada dasarnya mengajari si anak untuk semakin bertahan, karena mereka akan belajar kalau pada akhirnya mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Untuk mengatasinya, satu-satunya cara adalah dengan menegakkan peraturan. Katakanlah dengan lembut namun tegas bahwa sudah waktunya untuk si kecil tidur, tapi di kamarnya sendiri. Lakukan hal ini dengan konsisten agar si kecil tahu bahwa dia memang harus tidur terpisah dari orangtuanya.
Tentu saja Mama boleh memberikan beberapa pengecualian, seperti ketika ia sakit atau merasa takut pada bunyi petir yang keras, Mama boleh-boleh saja kok tidur di kamarnya. Tapi setelah ia sembuh atau petirnya menghilang, kembalilah ke rutinitas biasa.
Seorang anak yang sudah terlanjur merasa nyaman dengan tidur bersama kedua orangtuanya, biasanya akan melancarkan protes keras. Jika begitu, cobalah untuk memulainya dengan gaya yang lebih lambat dan santai—mungkin dengan terus berdiri di depan pintu sampai si kecil tertidur selama beberapa hari sebelum ia benar-benar bisa tidur sendiri.
Tinggal satu dari enam cara menidurkan si balita. Jangan sampai kelewatan.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR