Nakita.id - Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga tentu menjadi harapan bagi orangtua dan keluarga.
Namun, bagaimana jadinya jika si kecil di dalam kandungan tak kunjung lahir meski telah melewati usia 9 bulan?
Hal itu pula yang sekiranya tengah dialami oleh Cynthia Riza, istri dari Giring Ganesha.
BACA JUGA: Menghindari Kehamilan Lewat Waktu, Patuhi Jadwal Kontrol Kehamilan
Belum lama ini, melalui akun Instagram pribadinya, Cynthia mengungkapkan bahwa usia kehamilannya telah memasuki bulan kesepuluh.
Akan tetapi, si kecil tak kunjung lahir ke dunia.
Nah, Moms, apakah kasus seperti istri Giring ini lumrah terjadi dalam dunia kehamilan?
Sebenarnya ada beberapa faktor penyebab kehamilan melebihi batas waktu kelahiran.
Kendati demikian, kasus yang kerap disebut post-term ini bukan hal langka.
BACA JUGA: Bentuk Terimakasih, Meghan Markle Beri Hadiah Ini Untuk Kate Middleton
Terlepas dari lumrah atau tidaknya kasus ini, Moms sebaiknya perlu mengetahui risiko dari post-term tersebut.
Sehingga, jika hal itu terjadi, ada penanganan lebih awal.
Kondisi Bayi
Jika kehamilan telah lewat dari 9 bulan, maka bayi yang lahir kemungkinan akan memiliki tubuh yang lebih besar.
Ini juga bisa memicu timbulnya obesitas saat masa kanak-kanak seperti dilansir dari situs Birthinjuryguide.org.
Tak hanya itu, Moms yang melahirkan dalam kondisi ini juga bisa mengalami pendarahan berlebih setelah melahirkan.
BACA JUGA: Luput dari Perhatian, Ternyata Ada 4 Kesalahan Teknis di Pernikahan Harry dan Meghan
Plasenta Gagal Memberikan Oksigen dan Nutrisi
Hal ini disebut dengan istilah insufisiensi plasenta.
Setelah 37 minggu kehamilan, plasenta mencapai ukuran maksimum dan fungsinya mulai berkurang setelahnya.
Semakin lama janin berjalan tanpa nutrisi dan oksigen yang tepat, kian berisiko pula ia mengalami masalah kesehatan.
Seperti misalnya kekurangan oksigen yang berujung pada munculnya masalah cerebral palsy serta gangguan belajar.
BACA JUGA: Penuh Keharuan, Begini Cerita Aa Gym Detik-detik Cucunya Meninggal
Kotoran dalam Cairan Ketuban
Kondisi ini disebut meconium aspiration di mana berpengaruh pada napas bayi dalam cairan ketuban dan proses pembuangan.
Bayi yang mengalami post-term lebih mungkin untuk buang air besar saat masih dalam kandungan.
Kondisi ini dianggap berbahaya dan dapat menyebabkan kekurangan oksigen, peradangan paru-paru dan infeksi paru-paru.
BACA JUGA: Duh, Ada Berita Buruk Buat Pegawai Negeri Sipil (PNS) terkait THR dan Gaji Tahun ini
Meskipun jarang, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Tak hanya itu, Moms yang mengandung juga berisiko untuk alami masalah medis berbahaya, termasuk pendarahan postpartum, infeksi bakteri, cedera perineum dan kemungkinan operasi caesar (C-Section).
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | birthinjuryjustice.org |
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR