Percobaan yang dijalankan oleh Giovanni Caputo dari Universitas Urbino, melibatkan 20 orang dewasa muda (15 di antaranya perempuan) berpasangan, duduk di ruangan yang remang-remang berjarak 1 meter dari satu sama lain, dan menatap mata pasangan mereka selama 10 menit.
Pencahayaan di ruangan itu cukup terang bagi para sukarelawan untuk dengan mudah melihat fitur wajah pasangan mereka, tetapi cukup rendah untuk mengurangi persepsi warna mereka secara keseluruhan.
BACA JUGA: Mengidap Disleksia, Anak Deddy Corbuzier Menjadi Lulusan Terbaik, Yuk Kenali Disleksia
Sedangkan kelompok kontrol lain yang terdiri dari 20 relawan diminta untuk duduk dan menatap selama 10 menit di ruangan lain yang remang-remang berpasangan, tetapi kursi mereka menghadap ke dinding kosong.
Para sukarelawan diberitahu sangat sedikit tentang tujuan penelitian, hanya itu yang harus dilakukan dengan "pengalaman meditasi dengan mata terbuka.
Setelah 10 menit berlalu, para peserta diminta untuk mengisi kuesioner terkait dengan apa yang mereka alami selama dan setelah percobaan.
BACA JUGA: Yuk, Bermain Sambil Mengasah Motorik Si Kecil di Buumi Playscape!
Satu kuesioner difokuskan pada setiap gejala disosiatif yang mungkin dialami oleh sukarelawan, dan yang lain mempertanyakannya pada apa yang mereka rasakan di wajah pasangannya (kelompok yang menatap mata) atau wajah mereka sendiri (kelompok kontrol).
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR