Karena hidup sangat berharga, para peneliti terus berupaya mencari gagasan bagaimana membebaskan orang dan membuat mereka mereka percaya bahwa mereka bukanlah beban (bagi keluarga dan masyarakat).
Ingat Moms, kelompok yang paling berisiko melakukan bunuh diri adalah mereka yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain.
Jika Moms atau kerabat atau orang-orang di sekitar Moms mulai mengeluh betapa mereka seolah menjadi beban orang lain, segera pasang alert/tanda waspada.
Apalagi ditambah pengalaman/kejadian dimana mereka pernah menyakiti diri sendiri sebagai pelarian karena frustasi menjadi beban ini.
Misalnya menato tubuhnya, melakukan olahraga ekstrem, dan sering terlibat dalam kekerasan fisik dan hal-hal lain yang sifatnya ingin menyakiti diri sendiri.
BACA JUGA: Kandungan Gula Dalam Pisang Lebih Besar Daripada Dalam Donat, Kok Bisa?
"Satu dari 25 orang yang mencari layanan perawatan kesehatan di rumah sakit karena perilaku mencelakakan diri atau merugikan diri sendiri akan bunuh diri dalam 5 tahun ke depan.
Dengan mengatasi penderitaan yang dalam dan rasa sakit emosional dengan melukai diri sendiri dengan tindakan seperti memotong, membakar, menempelkan benda-benda di kulit, atau dengan sengaja mencegah luka dari penyembuhan, kita menjadi semakin mampu bunuh diri.
Orang yang punya toleransi rasa sakit yang tinggi, bakat yang menggunung, dan kepandaian berinteraksi dengan lingkungan memungkinkan seseorang menjadi lebih sukses dengan kehidupan.
Tapi penelitian kami melihat motif di balik tindakan orang karena apa yang mungkin kita pandang sebagai kekuatan yang mengagumkan dalam konteks lain, adalah faktor risiko yang fatal."
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | web md,psychology today,depkes.go.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR