Nakita.id - Diare sering dianggap sebagai penyakit umum yang menyerang anak-anak.
Karena dianggap umum terjadi, sebagian besar Ibu menganggap remeh jenis penyakit ini.
Padahal, jika tidak ditangani secara serius, diare dapat mengancam jiwa lho Moms.
Diare merupakan kondisi penderita mengalami buang air besar (BAB) lebih dari 2-3 kali dalam 24 jam dengan kondisi feses yang lembek atau cair.
Biasanya diare disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit.
BACA JUGA: Ingin Anak Sukses, Pastikan Ia Miliki Keahlian dalam Bidang Ini Moms!
Penyebab terbanyaknya adalah rotavirus, yaitu jonjot usus rusak sehingga mengakibatkan produksi enzim laktase berkurang.
Hal itu membuat laktosa tidak tecerna dan tidak dapat diserap sehingga diare semakin berat, kembung, dan tinja berbau asam.
Kondisi ini disebut intoleransi laktosa.
Saat anak diare, Moms harus sigap dan cermat dalam mengambil tindakan pengobatan.
Jangan sampai anak dehidrasi dan kekurangan gizi.
Anak yang sering terserang diare berisiko lebih pendek 3,6 cm ketika usia 7 tahun dan memiliki IQ yang lebih rendah.
Sebenarnya, seperti halnya demam dan batuk, diare merupakan cara penolakan tubuh terhadap kuman atau benda lain yang membahayakan saluran pencernaan.
BACA JUGA: Traveling dengan Si Kecil, Selebgram Tanya Larasati Bawa Benda Ini
Namun, Moms harus segera membawa anak ke dokter jika menemukan kondisi seperti di bawah ini:
* Bolak-balik mencret dalam tenggang waktu yang tak terlalu jauh dan sekali mencret volumenya banyak.
Contoh, anak sudah 3 kali mencret dan sekali keluar sebanyak 1 gelas.
* Diare disertai demam, darah, muntah, tak mau makan/ minum, sakit perut terus-menerus selama 6 jam atau lebih.
* Terdapat tanda-tanda dehidrasi, di antaranya: ubun-ubun bayi cekung, anak terlihat lesu dan kurang aktif, tidak pipis selama 4 jam atau lebih, warna urine lebih pekat, menangis tanpa air mata, bibir kering dan pecah-pecah, dan mata cekung.
Source | : | kidshealth |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR