Ahli genetika yang bermarkas di Sao Paulo, Dr Carlos Menck, juga tengah mencoba mengenali kondisi ini.
"Kami pergi ke desa itu dan mencoba mengidentifikasi mutasi genetik yang mempengaruhi pasien,” lata Dr Menck.
"Sampai beberapa waktu yang lalu, orang-orang percaya itu adalah penyakit menular. Tapi itu penyakit bawaan."
Setelah menjalankan tes pada semua penduduk desa, Dr Menck dan timnya menemukan tiga perempat dari 800 penduduk desa membawa gen XP resesif.
"Di Araras ada konsentrasi orang-orang dengan gen yang sama yang menikah satu sama lain, sehingga gen tersebut menjadi dominan lalu penyakit itu muncul," tutur Dermatolog Sulamita Chaibub.
Tidak ada obat untuk kelainan langka ini, tetapi dokter telah memperingatkan penduduk desa untuk tetap sepenuhnya berada jauh dari sinar matahari.
"Tidak mungkin untuk menyembuhkannya di zaman sekarang. Tapi saya berharap seseorang bisa melakukan sesuatu. Mungkin dalam 20 atau 30 tahun mendatang," papar Dr Menck.
Di luar kerusakan kulit dan kanker, sekitar satu dari lima pasien bahkan sangat mungkin menderita tuli, otot kejang, koordinasi yang buruk dan keterlambatan perkembangan, menurut National Cancer Institute.
Source | : | Daily Mail,Express.co.uk |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR